clodiodi's reviews
88 reviews

Loving the Wounded Soul: Alasan dan Tujuan Depresi Hadir di Hidup Manusia by Regis Machdy

Go to review page

4.0

Buku yang benar-benar memperkenalkan kepada saya mengenai depresi secara jelas dan utuh.

Flashback ke sekitar akhir 2016-2017, saya juga pernah merasa memiliki gejala depresi, meskipun saya tidak ke psikolog, tapi saya merasakan beberapa gejala seperti depressed mood, insomnia, mudah lelah yang bahkan membuat saya tidak masuk kuliah selama hampir 2 minggu lebih dan hilang dari kontak teman saya selama periode desember ke maret (saat libur semester). Trigger yang paling nyata saat itu adalah saat ibu saya dipanggil Tuhan yang membuat saya merasa kekosongan yang amat dalam dan merasa tidak punya arah.

Puji Tuhan saya bisa melalui fase itu dengan baik meskipun sampai saat ini saya tidak benar-benar tahu apakah hal yang saya alami merupakan depresi atau bukan.

Setelah membaca buku ini, saya bisa lebih memahami apa itu depresi dan betapa depresi adalah sesuatu yang harus dipandang serius dan bukan sebuah aib seperti stigma yang selama ini ada dalam masyarakat. Pemaparan penulis mengenai depresi dan keterkaitannya dengan luka serta gaya hidup modern juga membuat saya tertarik untuk merefleksikan diri dan mungkin kedepannya berusaha memahami apa yang sempat terjadi pada saya di akhir 2016 dan sempat juga muncul beberapa kali.

Penulis juga memaparkan depresi dan kaitannya dengan biologis manusia, genetik, bahkan hubungan dengan alam, sehingga menjadikan depresi sebuah keadaan yang kompleks, bukan sekedar “akibat jauh dari Tuhan”.

Gaya penulisan terasa sangat personal karena berdasarkan pengalaman pribadi penulis namun disertai penelitian pendukung yang menjadi referensi. Meskipun begitu hal ini membuat saya lebih penasaran terhadap teori yg dipaparkan karena bagaimanapun penelitian yang dilampirkan adalah penelitian yang mendukung pengalaman dan perspektif penulis, sehingga menarik untuk membaca studi pembanding lainnya dan buku-buku referensi yang dikutip.

Secara keseluruhan, saya menyukai buku ini karena mampu memberikan pemahaman secara sederhana mengenai depresi terutama bagi masyarakat umum sehingga kita bisa lebih memandang depresi sebagai sebuah bagian dari hidup bukan sesuatu yang tabu atau memalukan.

4.5/5⭐️
A Feminist Manifesto: Kita Semua Harus menjadi Feminis by Chimamanda Ngozi Adichie

Go to review page

5.0

Kita mengajari gadis-gadis kita untuk menjadi ‘kecil’. Kita berkata kepada gadis-gadis kita, “Kau boleh mempunya ambisi, tetapi jangan terlalu tinggi. Kau harus berusaha untuk menjadi sukses, tapi jangan terlalu sukses, jika tidak kau akan menjadi ancaman bagi para lelaki.” (p. 14)

Buku ini merupakan gabungan dari 2 buku yang ditulis oleh Chimamanda Ngozi Adichie, yaitu We Should All Be Feminist dan Dear Ijeaweleor a Feminist Manifesto in Fifteen Suggestions.

Di buku pertama, Adichie memaparkan mengenai apa itu feminisme dan mengapa itu menjadi penting. Penjelasan yang diberikan sangat mudah dipahami dan didasari oleh perilaku diskriminatif yang memang dialami secara nyata oleh perempuan serta sistem yang secara tidak sadar memarjinalisasi perempuan. Melalui buku ini saya dibawa pada pemahaman yang berbeda mengenai definisi feminisme yang cenderung disalahartikan sebagai gerakan untuk mengutamakan atau mendewakan perempuan.

Kita semua harus menjadi feminis karena feminis tidak hanya semata-mata gerakan mendewakan perempuan, melainkan sebuah kepercayan bahwa kita harus melihat perempuan sebagai manusia yang sama dengan laki-laki, dan setiap manusia berhak dihormati layaknya manusia.

Contoh kasus yang diberikan sangat dekat dengan kita dan seringkali tidak kita sadari adalah bentuk diskriminasi terhadap hak kita sebagai manusia, meskipun kita adalah perempuan.

Di buku kedua, Adichie menjawab sebuah pertanyaan dari seorang teman mengenai bagaimana dia mengajari anaknya untuk menjadi seorang feminis. Adichie memaparkan jawaban dari pertanyaan tersebebut dalam 15 Anjuran/Saran yang sangat sederhana dan dapat kita praktikan dalam kehidupan sehari-hari. Saya sendiri sangat menyukai 15 saran tersebut, salah satunya adalah ajari anak untuk membaca!
The Duke and I by Julia Quinn

Go to review page

4.0

Tertarik baca buku ini setelah menonton seriesnya di Netflix.

Meskipun sudah mengetahui garis besar kisah si Daphne karena seriesnya, tapi ternyata bukunya masih sangat menarik untuk dibaca. Di bukunya, trauma mendalah yang dialami Duke terasa dikupas lebih dalam aja dan pergolakan batin dia karena gamau mengabulkan apa yang diinginkan Ayahnya. Relationship Bridgerton Siblings di buku juga lebih seru dan banyak momen lucunya. Protektifnya Anthony, Bennedict, Collin ke Daphne bikin ngakak banget.

Ini pengalaman pertama baca novel dewasa sejenis harlequin, jadi agak kaget saat adegan seksualnya digambarkan dengan gamblang dan cukup detail lol. Tapi tidak mengganggu sih, plotnya tetep oke meskipun tipe plot yang mudah ditebak, tapi dialognya tetap entertaining. Suka sih dengan gaya penulisan Julia yang ringan tapi tetap menjelaskan segala seuatunya dengan detail bahkan sampai ke ekspresi atau bahasa tubuh.

Endingnya juga ditutup dengan epilog yang manis.
The Viscount Who Loved Me by Julia Quinn

Go to review page

4.0

review ulang karena ternyata kemarin salah review bukunya
An Offer From a Gentleman by Julia Quinn

Go to review page

3.0

Tokoh Bennedict ini sebenarnya salah satu yang menarik perhatian saya dari serial tv nya. Pembawaannya yang santai dan ingin lepas dari bayang-bayang keluarga Bridgerton dan bakat melukisnya yang terpendam membuat kisahnya cukup saya nantikan.

Well, dibandingkan 2 buku sebelumnya, kisah Bennedict ternyata lebih serius dan seperti opera sabun
To Sir Phillip, With Love by Julia Quinn

Go to review page

3.0

Eloise Bridgerton, mungkin setelah nonton serial netflix banyak yang jatuh cinta pada karakter satu ini. Eloise berani, tidak takut menyuarakan pendapatnya, dan tentu saja cerdas. Di buku lainnya pun karakter Eloise beberapa kali muncul dan digambarkan sebagai seseorang dengan rasa ingin tahu yang tinggi serta bawel. Eloise tidak tertarik untuk menikah dan menganggap dirinya akan menjadi perawan tua bahagia bersama deng Penelope, sahabatnya. Tentu saja kita sangat tertarik untuk tahu bagaimana akhirnya Eloise jatuh cinta bukan?

Semuanya diawali dengan sebuah surat belasungkawa yang ia kirimkan pada kerabatnya, Phillip. Eloise memang sangat suka mengirim surat pada siapa saja yang ia kenal, namun saat Phillip membalas suratnya, sebuah hubungan yang tidak terduga terjalin. Setelah hampir setahu surat-menyurat, Phillip memutuskan mengundang Eloise ke tempatnya dan meminang Eloise menjadi istrinya. Disinilah dinamika hubungan mereka dimulai.

Sebenarnya kisah Eloise ini sangat menari di sebagian awalnya, saat dia memutuskan untuk berkunjung ke rumah Phillip dan bertemu dengan kedua anak Phillip (yup, he is a widow). Proses perkenalan antara dua orang yang tadinya tidak pernah bertemu ini berjalan tidak terlalu mulus, hingga akhirnya saat semuanya berjalan lancar.. JENGJENG!

wkwk bagian yang tidak akan saya ceritakan ini adalah bagian yang paling lucu dan bikin ngakak
Romancing Mister Bridgerton by Julia Quinn

Go to review page

4.0

Karakter Collin sebenarnya tidak terlalu menarik untuk saya saat menonton serialnya, namun saat membaca beberapa buku sebelumnya, karakter ini menjadi menarik untuk saya karena sikap ‘witty’ dan tengilnya. Dialog yang dilontarkan dari mulutnya selalu lucu dan menyebalkan secara bersamaan. Ketertarikan saya semakin bertambah saat tahu bahwa love interest Collin adalah Penelope!

Di serialnya memang ditunjukkan bahwa Penelope memendam perasaan terhadap Collin, namun sepertinya perasaan Penelope baru benar-benar dijelaskan di buku ke-3 (Bennedict) dan hubungan mereka mulai sekilas disinggung di buku tersebut. Hal ini dikarenakan Collin adalah seorang petualang, sehingga sebagian besar waktunya tidak dihabiskan di London, berbeda dengan di adaptasi netflix. Pengungkapan bahwa Penelope adalah Lady Whistledown juga baru terjadi di buku ke-4 ini.

Secara keseluruhan dibandingkan berfokus pada Collin dan kisah cintanya, buku ini lebih berfokus pada pengembangan karakter Penelope dari ‘wallflower’ yang pemalu menjadi lebih berani untuk tampil dan menyuarakan pendapatnya. Suka banget sama perkembangan karakter Penelope pokoknya.
Dibandingkan buku sebelumnya yang menggambarkan Collin sebagai sosok jenaka, di buku ini justru dia menjadi sosok yang menyebalkan dan mudah emosi
When He Was Wicked by Julia Quinn

Go to review page

3.0

Tokoh Francesca yang sangat jarang dibahas di buku sebelumnya (serta serial tvnya) membuat karakternya sulit untuk dikenali dan tidak mencolok diantara 8 bersaudara ini. Francesca hanya disinggung sudah menjadi janda di buku ke 4 dan ke 5 dari seri ini.

Tadinya saya pikir kisah Francesca akan bercerita mengenai dia dan alm suaminya, tapi ternyata kisahnya mengambil latar waktu disaat suaminya meninggal dan dia menjadi janda.

Love interest Francesca disini adalah Michael, sepupu dari suaminya. Michael sudah mencintai Francesca sejak pertama kali ia melihatnya. Namun sudah terlambat, Francesca saat itu telah menjadi kekasih sepupunya dan sejak saat itu Michael hanya memendam perasaan cintanya yang terlarang tersebut. Ketika sepupunya meninggal, Michael dihadapi pada pilihan antara memperjuangkan cintanya atau kesetiaannya pada sepupunya.

Kisah Francesca ini adalah kisah yang paling melelahkan sejauh ini, sepanjang buku kita hanya dihadapkan pada perasaan terpendam Michael dan konflik batinnya, serta Francesca denga segalau kegalauannya. Memang jika di dunia nyata, hal ini tentu bukan keputusan yang mudah. Tapi tetap saja, tarik ulur antara mereka cukup bikin greget.

Namun karena tarik ulurnya mungkin kisah Francesca ini menjadi kisah dengan kedekatan emosional yang paling oke sepertinya, kisah cinta yang disuguhkan juga terasa lebih matang dibandingkan yang lainnya karena berjalan dengan sangat pelan-pelan dan penuh kehati-hatian. Endingnya ditutup dengan indah karena pada akhirnya Francesca mampu menerima perasaannya dan berhenti merasa bersalah kepada mendiang suaminya.

Paling melelahkan tapi ditutup dengan indah.
It's in His Kiss by Julia Quinn

Go to review page

4.0

Karakter Hyacinth ini memang super pecicilan, bawel dan rebel banget diantara perempuan Bridgerton lainnya. Jika di serial tv dan buku lainnya dia digambarkan masih kecil dan menjelang remaja, disini Hyacinth sudah dewasa dan masuk ke pasar perjodohan, perasaan yang cukuo aneh saat membacanya karena bayangan saya Hyacinth tetaplah seorang bocah bawel.

Love interest Hyacinth disini adalah Gareth, seorang bangsawan yang lagi-lagi memilik konflik dengan sang Ayah. Kedekatan mereka mulai terjalin saat Hyacinth menawarkan diri untuk menerjemahkan diari milik nenek Gareth yang pada akhirnya, akan menjadi kunci untuk identitas Gareth yang sesungguhnya dan hubungannya dengan Sang Ayah.

Cerita Hyacinth dan Gareth ini terasa lebih fun dan lucu, mungkin karena kedua karakternya ini masih sama-sama remaja dan kekanakan sehingga celotehan antara mereka pun terasa lebih ringan layaknya dua orang teman. Hyacinth yang pecicilan dan tidak suka diatur, serta Gareth yang jenaka namun penuh dengan pergulatan batin menjadikan kisah ini sangat menyenangkan.

Salah satu kisah favorit saya.
On the Way to the Wedding by Julia Quinn

Go to review page

3.0

Kisah Gregory ini sama dengan Hyacinth, terasa cukup aneh karena di serial tv dia masih bocah cilik, eh sekarang sudah di usia matang untuk menikah