Buku series Sherlock Holmes pertamaku. Ternyata gak banyak reaksi dan kesan yang bisa aku sampaikan, apalagi jumlah halamannya under 200. Ceritanya padat, tapi gak mengabaikan detail-detail yang ada. Pengungkapan kasus yang runut, tapi langsung kepada intinya meskipun aku gak menyangka, kalau satu kasus ini dilatarbelakangi oleh kisah yang cukup kelam dan pilu dari masa lalu.
Berawal dari Dr. Watson yang butuh tempat tinggal baru setelah kembali dari Afganistan, bertemu Sherlock Holmes dan memilih tinggal bersama demi menghemat pengeluaran, Dr. Watson dihadapakan dengan kebiasan juga pola pikir Sherlock Holmes yang teliti, cerdas, dan unik. Mengantarkan dia turut ikut serta dalam penyelidikan yang dikerjakan Sherlock Holmes untuk membantu dua detektif lainnya, Mr. Lestrade dan Mr. Gregson.
Terjemahan di bukunya juga bagus, mudah dinikmati. Diceritakan lewat sudut pandang orang ke-satu, sudut pandang Dr. Watson. Seru. ππ»
YEAYYY CERITANYA SERU BANGETTTTTT buku pertama dari Beliau dengan kesan pertama sangat amat POSITIF CIHUYYY π₯³
Ini buku detektif dari penulis lokal pertamaku! Cerita dengan detail yang runut, tapi gak bikin jenuh sama sekali. Sama kayak cerita detektif pada umumnya-lah~ tapi berhasil bikin penasaran lagi, lagi, dan lagi. Di tiap adegan & dialognya mengandung CLUE jadi tolong siapapun yg mau baca, jangan ada yg diskip!!!
Untuk gaya penulisannya sendiri, cocok banget buatku pribadi. Malah mirip kayak novel terjemahan. Jadi narasi dan dialognya pakai bahasa baku. Ada bahasa sehari-harinya sih, tapi dikit banget. Character developmentnya bener-bener real definisi happy ending yang sesungguhnya. Selamat untuk Rifad & Amanda juga Pak Makarim! Reza, you'll always be missed.
Buku dengan alur ringan yang cocok dibaca di waktu senggang, tapi tetap butuh motivasi juga validasi akan perasaan gundah yang sedang dialami!!! Karakter yang realistis, didukung dengan latar yang sesuai. Aku kira buku ini akan lebih banyak fokus pada adegan romancenya, tapi ternyata nggak. Meskipun romance scenenya minim, manisnya tetap ada. Ada dialog yang akan selalu jadi favorite-ku di sini:
"It's funny. No matter where you go, or how many books you read, you still know nothing, you haven't seen anything."
BUKU YANG SANGAT AMAT BAGUS HUHUHUHUHU (maaf kalau lebay), tapi ini buku paling keren yang aku baca sepanjang 2024!!! Nggak sedikit yang bilang kalau buku ini bikin ngantuk dan membosankan, tapi aku tetap memaksa baca karena sebetulnya udah tercium bau-bau kalau buku yang satu ini bakalan cocok deh sama seleraku.... dan ternyata BENAR!!!
Alur maju-mundurnya mungkin di awal bikin bingung, tapi semakin dipahami semakin seru!!! Tiap adegannya nggak berhenti bikin aku buka mulut saking terkejut dan terpukaunya? .... Andai aku bisa ketemu orang kayak Namiya-san di sekitarku, atau mungkin sifatnya yang bijak nggak perlu kita cari di orang lain, tapi kita sendiri yang ciptain???
Terlalu banyak yang ingin aku ceritakan tentang buku ini, tapi akan lebih kerasa kerennya kalau dibaca sendiri!!! Ada beberapa dialog dan scene yang jadi favoriteku sebetulnya, tapi aku tulis satu aja di sini:
"Tidak masalah jika kau tidak berhasil memerangi perang itu. Bahkan perjuangan yang sia-sia pun berharga. Yang penting kau bisa menorehkan jejakmu di sana. Jangan pernah berpikir untuk pulang sebelum kau berhasil melakukannya!" (Hlm. 122)
Ceritanya ringan, tapi tepat sasaran gitu, lho. Gimana ya jelasinnnya? Biar pun Adult Romance, tapi gemes deh, karena hubungan dua MC-nya di awal kayak anak remaja lagi PDKT. ππ«Άπ» Gak berlebihan sama sekali & interaksi tipis-tipisnya itu bikin nyengir maksimal.
Diawali dari pertemuan tidak sengaja Viola dan Auden di sebuah kedai coklat. Walaupun kesannya pertemuan ini mirip kayak di FTV, sih. Di luar dari romance dua orang ini, ceritanya justru lebih fokus pada hubungan keluarga di tiap karakter. Istri dengan suami, anak dan orang tua, kakak dan adik. Lewat segelas coklat, hal-hal sederhana yang gak kita sadari sebelumnya, bisa mengantarkan pada keberanian untuk menunjukan perasaan yang selama ini gak mampu kita jelaskan.
Untuk gaya penulisannya, nyaman banget buat dibaca dan diikuti. Konsistennya itu, sih, yang paling penting buatku. Terutama di dialognya. Gak ada campur aduk penggunaan gue-lo, aku-kamu dalam satu kalimat. Oh, paling ini aja (gak terlalu penting, karena hal ini bukan gak mungkin untuk terjadi) penggunaan gue-lo di Bandung, gak sebanyak itu deh harusnya? π€§
Flaws of characters a main focus? It's complicated
4.0
Walaupun buku ini disinggung berkali-kali buku anak, tapi orang dewasa juga banyak yang merenungkan, aku saranin jangan terlalu keras memaksa memandang dan mengolah isi cerita lewat sudut pandang orang dewasa, deh. Let it flow aja, biarin isi kepala kamu mencerna apa adanya. Cerita ini sebetulnya cerita sendu, tapi dibalut tingkah laku polos dan gemas dari si Pangeran Cilik itu sendiri. Karakternya bikin aku paham, "Oh, anak kecil tuh ternyata kadang memandang orang dewasa juga sebagai manusia gatau apa-apa, meski badan kita lebih tinggi, besar dan kelihatan lebih tua dari mereka?"
Pangeran Cilik juga menurutku bukan cuma sekedar digambarkan sebagai "seseorang", tapi juga perlambangan rasa tanggung jawab, rasa ingin tahu, kesetiaan, cinta, dan kehidupan itu sendiri (termasuk soal kehilangan). Pangeran Cilik meskipun ia baru belajar banyak hal, dia tahu apa yang ia cari selama ini (meski memakan banyak waktu), pada akhirnya gak bisa jadi milik dia sepenuhnya. Termasuk sosoknya sendiri yang bisa hilang entah kapan waktu pastinya.
Dialog dalam novel ini mengandung majas. Jadi lebih seru dan bikin kita semakin ingin tau lebih pandangan Pangeran Cilik terhadap planet yang penuh akan manusia dewasa ini.
NANGGUNG BGT SIH BINTANGNYA ya tapi emang ada alasan yaitu harapanku mungkin sedikit π€π» aja ada perubahan karakter dari Glendy setelah punya anak, tapi ternyata dia masih sama asbunnya kayak waktu kuliah. But it's not a big deal, dia jadi lebih bertanggungjawab, kok.
Cerita dimulai dengan sedikit gambaran bagaimana lingkungan keluarga Glendy dan Jeli tumbuh. Perbedaan yang mereka rasakan, sampai akhirnya memutuskan untuk saling melengkapi satu sama lain, meskipun dalam prosesnya selalu merasa "cukup" gak mudah untuk ditemukan.
Selain main topicnya adalah hubungan kedua MC, buku ini juga mengangkat tema yang lebih kompleks lagi seperti kekerasan seksual yang dieksekusi cukup padat dan memperkenalkan bentuk rasa insecure. Mempengaruhi character development dari masing-masing tokoh yang terlibat itu sendiri.
Penggambaran latarnya juga jelas. Bagaimana kehidupan perkuliahan, pertemanan, dsb. Btw seperti buku-buku beliau yg lain, dia pakai sudut pandang orang ke-satu. Unsur komedinya juga cocok sama seleraku (dasarnya udah receh aja sih) dan NANGIS BGT EMOSI GW DIACAK-ACAK.
H π€― U π€― F π€― T π€― agak kocak, karena posisinya abis baca The Good Son dan gak expect cerita yg satu ini malah satu jenis πππ TAPI ENDINGNYA BERHASIL BIKIN GIGIT JARI.
Ini unsur horror, crime, psychological thriller, detective, urban legend semuanya ADA!!! Kalo soal plot twist-nya gatau deh, aku mau nangis, soalnya abis baca bukannya lega tapi malah MAKIN KEPIKIRAN. Keren banget. Gaya penulisan Kak Ziggy udah gak perlu ditanyalah ya, baku tapi gak kaku. Informasi tentang Jepang-nya juga tersampaikan denga baik. RECOMMENDED ABIS. π€π»
SERU BANGETTTT GAK ADA BOSANNYA SAMA SEKALI belajar sejarah lewat karya fiksi udah pasti bikin aku makin sadar ternyata masih banyak hal yang gak aku ketahui.
Berlatarkan Perang Dunia II saat Jerman (dipimpin oleh Hitler) melawan Rusia. Konsepnya yang terstruktur dan rinci, meskipun tiap bagiannya dikisahkan oleh sudut pandang yang berbeda-beda; Joana, seorang perawat, yang melarikan diri dari Lituania; Florian, seorang pembelot, dari Prusia Timur; Emilia, gadis berusia 15 tahun, dari Polandia; dan Alfred, pelaut, dari Jerman, pembaca gak ada dibuat bingung sama sekali saking rapihnya alurnya ini.
Penggambaran suasana, detail di tiap kejadian, terutama sewaktu tragedi kapal Wilhelm Gustloff terjadi, juga bentuk rasa takut, gelisah, cemas, khawatir, dan sebuah pengorbanan, makin-makin bikin aku menghela napas dan iba. Btw, big applause untuk alih bahasanya, Kak Putri Septiana Kurniawati (aku baca yang versi terjemahan bahasa Indonesianya), terjemahannya enak banget buat dibaca. π€§π«Άπ»
"Yujin, lo manusia atau komodo, sih?" Adalah pertanyaan yang langsung muncul di kepalaku setelah aku menamatkan cerita ini.
Buat yg suka Diary of A Murderer pasti bakalan enjoy banget sama cerita satu ini. Gaya penulisan dengan POV orang ke-satu, membawa kita seolah-olah masuk ke dalam labirin. Maksud yang disampaikan pun cukup detail, terutama soal rasa takut tiap tokohnya. ππ»