Scan barcode
A review by renpuspita
Kisah 1001 Malam: Cerita Tentang Petualangan, Sihir, Cinta dan Penghianatan by Donna Jo Napoli
adventurous
challenging
emotional
funny
hopeful
reflective
slow-paced
- Plot- or character-driven? A mix
- Strong character development? Yes
- Loveable characters? Yes
- Diverse cast of characters? Yes
- Flaws of characters a main focus? Yes
4.5
Masih dalam rangka baca buku - buku keluaran Donna Jo Napoli yang juga diterbitkan di bawah lininya National Geographic. Setelah berturut - turut baca tentang mitologi terus, yang pertama Yunani dan kedua Norse, gue memutuskan untuk baca Kisah 1001 Malam dulu, berdasarkan urutan terbitnya. Jadi Mitologi Mesir akan gue baca terakhir. Lagian, biar ga bosan juga, hehe. Nyatanya, baru di buku inilah cara Napoli bercerita itu benar - benar enak dibaca. Gue merasa, baik di Mitologi Yunani dan Norse (dan mungkin nanti yang Mesir juga), tulisannya agak kering dibaca meskipun emang sudah diceritakan ulang dengan gaya bercerita Napoli yang cukup khas. Kisah 1001 Malam sendiri ketika diceritakan ulang oleh Napoli, membuat gue malah jadi ga bisa berhenti baca. Persis seperti Syah Razar dan Dinarzad yang terus meminta Shahrazad (atau Scheherazade) untuk bercerita sampai 1001 malam lamanya.
Kisah 1001 Malam, atau Arabian Nights atau Alf Layla Wa Laylah, seperti yang Napoli jabarkan di akhir buku berasal dari Manuskrip Suriah. Tidak semua cerita tentunya diceritakan, karena bakal tebal banget bukunya (dan membuat harganya semakin mahal, uhuk), jadi Napoli hanya menceritakan beberapa saja. Malam - malam pertama tentunya diceritakan, sebelum ceritanya lalu melompat-lompat tiap malam. Cerita di 1001 Malam sendiri ternyata bercabang. Jadi ga cuma MLM yang bercabang, karena cerita Shahrazad itu ada cerita di dalamnya, lalu ada cerita lagi. Makanya bisa berkembang sampai hampir 3 tahun. Karena gue emang belum familiar sama 1001 Malam, kecuali cerita yang terkenal seperti Aladin, Alibaba dan Sinbad, baca buku ini bikin gue terkesima dan jadi pengen baca kisah 1001 Malam secara keseluruhan. Pun, gue juga baru tahu kalau kisah Aladdin, Alibaba dan Sinbad itu aslinya ga ada di Kisah 1001 Malam yang awal dan baru ditambahkan di abad 1500-1800an. Uniknya, kisah - kisah itu juga yang paling banyak dikenal orang, mungkin karena banyak versi adaptasinya.
Yang lebih menarik dari buku ini, selain kisah 1001 Malam, adalah keputusan Napoli untuk memberikan interaksi antara Shahrazad dan Syah Razar. Interaksi - interaksi ini berlangsung setiap awal dan akhir cerita. Disini kita bisa lihat, bagaimana kegelisahan Shahrazad, ketakutannya apakah dia masih bisa hidup satu malam lagi, karena Syah Razar yang dikhianati istri pertamanya, berubah jadi bengis dengan membunuh setiap istri barunya setelah 1 malam. Pembaca diajak merasakan perasaan Shahrazad dan berempati padanya. Tapi ga cuma Sharazad, karena pembaca juga melihat bagaian Syah Razar sedikit demi sedikit berubah, menjadi raja yang lebih baik dan seperti kita tahu, akhirnya dia membiarkan istrinya hidup apalagi setelah diberi 3 anak. Walau begitu, MVP buku ini ya Dinarzad, adik Shahrazad yang winged-woman sejati hahaha. Dinarzad yang selalu antusias buat menanyakan cerita baru pada Shahrazad, yang mendukung kakaknya supaya tetap hidup sampe akhir. Beberapa bagian yang cukup unik adalah bagaimana Syah Razar dan Dinarzad kadang menganalisa beberapa cerita Shahrazad seperti bagaimana ending cerita, moral cerita dll. Hehehe, bener - bener kayak pembaca yang abis baca buku lalu didiskusikan ya
Kalau gue memperhatikan, memang cerita - cerita yang diambil Napoli di buku ini endingnya kebanyakan bahagia, walau perjuangan untuk mencapai kebahagiaan itu cukup berliku. Tiap cerita emang dibagi beberapa bab, yang berakhir dengan cliffhanger. Ini tentunya bukan tanpa sebab, karena kan Shahrazad memang mengulur - ngulur waktu untuk menyelamatkan nyawanya. Tiap cerita bakal bikin kamu sedih, senang, harap - harap cemas, sembari juga berpikir, apakah Shahrazad akan selamat, walau ya sebagian besar dari pembaca sebenarnya sudah tahu jawabannya. Inilah kenapa buku ini emang lebih enak dibaca ketimbang buku - buku yang mitologi apalagi kalau kamu emang banyakan baca fiksi. Emosinya dapet, rasa puasnya dapet. Pun, ilustrasi Christina Balit jauh lebih menarik dan sangat cocok dengan nuansa tiap cerita di Kisah 1001 Malam ini, kalau dibandingkan dengan ilustrasinya di buku - buku yang mitologi.
Buku yang sangat recommended sekali buat dikoleksi, apalagi kalau kamu suka kisah rakyat atau dongeng. 1001 Malam ini selain ada cerita dengan karakter fiksi, ada juga karakter nyata seperti Kalifah Harun Al-Rasyid. Baca buku ini juga bikin nostalgia dan teringat manga Magi karya Shinobu Ohtaka yang memang sangat terinspirasi dari 1001 Malam, terutama tokoh - tokohnya yang dinamakan sama, yaitu Aladdin, Alibaba, Morgiana, Yunan, etc. Pun, gue juga bisa melihat pengaruh 1001 Malam di salah satu buku favorit gue tahun ini, trilogy Daevabad. Tentunya, berbeda dengan para djin di Daevabad yang punya kesadaran penuh, djin di 1001 Malam apalagi yang jin cincin dan lampu sangat pasrah sama keinginan tuannya, hehehe XD.
Kisah 1001 Malam, atau Arabian Nights atau Alf Layla Wa Laylah, seperti yang Napoli jabarkan di akhir buku berasal dari Manuskrip Suriah. Tidak semua cerita tentunya diceritakan, karena bakal tebal banget bukunya (dan membuat harganya semakin mahal, uhuk), jadi Napoli hanya menceritakan beberapa saja. Malam - malam pertama tentunya diceritakan, sebelum ceritanya lalu melompat-lompat tiap malam. Cerita di 1001 Malam sendiri ternyata bercabang. Jadi ga cuma MLM yang bercabang, karena cerita Shahrazad itu ada cerita di dalamnya, lalu ada cerita lagi. Makanya bisa berkembang sampai hampir 3 tahun. Karena gue emang belum familiar sama 1001 Malam, kecuali cerita yang terkenal seperti Aladin, Alibaba dan Sinbad, baca buku ini bikin gue terkesima dan jadi pengen baca kisah 1001 Malam secara keseluruhan. Pun, gue juga baru tahu kalau kisah Aladdin, Alibaba dan Sinbad itu aslinya ga ada di Kisah 1001 Malam yang awal dan baru ditambahkan di abad 1500-1800an. Uniknya, kisah - kisah itu juga yang paling banyak dikenal orang, mungkin karena banyak versi adaptasinya.
Yang lebih menarik dari buku ini, selain kisah 1001 Malam, adalah keputusan Napoli untuk memberikan interaksi antara Shahrazad dan Syah Razar. Interaksi - interaksi ini berlangsung setiap awal dan akhir cerita. Disini kita bisa lihat, bagaimana kegelisahan Shahrazad, ketakutannya apakah dia masih bisa hidup satu malam lagi, karena Syah Razar yang dikhianati istri pertamanya, berubah jadi bengis dengan membunuh setiap istri barunya setelah 1 malam. Pembaca diajak merasakan perasaan Shahrazad dan berempati padanya. Tapi ga cuma Sharazad, karena pembaca juga melihat bagaian Syah Razar sedikit demi sedikit berubah, menjadi raja yang lebih baik dan seperti kita tahu, akhirnya dia membiarkan istrinya hidup apalagi setelah diberi 3 anak. Walau begitu, MVP buku ini ya Dinarzad, adik Shahrazad yang winged-woman sejati hahaha. Dinarzad yang selalu antusias buat menanyakan cerita baru pada Shahrazad, yang mendukung kakaknya supaya tetap hidup sampe akhir. Beberapa bagian yang cukup unik adalah bagaimana Syah Razar dan Dinarzad kadang menganalisa beberapa cerita Shahrazad seperti bagaimana ending cerita, moral cerita dll. Hehehe, bener - bener kayak pembaca yang abis baca buku lalu didiskusikan ya
Kalau gue memperhatikan, memang cerita - cerita yang diambil Napoli di buku ini endingnya kebanyakan bahagia, walau perjuangan untuk mencapai kebahagiaan itu cukup berliku. Tiap cerita emang dibagi beberapa bab, yang berakhir dengan cliffhanger. Ini tentunya bukan tanpa sebab, karena kan Shahrazad memang mengulur - ngulur waktu untuk menyelamatkan nyawanya. Tiap cerita bakal bikin kamu sedih, senang, harap - harap cemas, sembari juga berpikir, apakah Shahrazad akan selamat, walau ya sebagian besar dari pembaca sebenarnya sudah tahu jawabannya. Inilah kenapa buku ini emang lebih enak dibaca ketimbang buku - buku yang mitologi apalagi kalau kamu emang banyakan baca fiksi. Emosinya dapet, rasa puasnya dapet. Pun, ilustrasi Christina Balit jauh lebih menarik dan sangat cocok dengan nuansa tiap cerita di Kisah 1001 Malam ini, kalau dibandingkan dengan ilustrasinya di buku - buku yang mitologi.
Buku yang sangat recommended sekali buat dikoleksi, apalagi kalau kamu suka kisah rakyat atau dongeng. 1001 Malam ini selain ada cerita dengan karakter fiksi, ada juga karakter nyata seperti Kalifah Harun Al-Rasyid. Baca buku ini juga bikin nostalgia dan teringat manga Magi karya Shinobu Ohtaka yang memang sangat terinspirasi dari 1001 Malam, terutama tokoh - tokohnya yang dinamakan sama, yaitu Aladdin, Alibaba, Morgiana, Yunan, etc. Pun, gue juga bisa melihat pengaruh 1001 Malam di salah satu buku favorit gue tahun ini, trilogy Daevabad. Tentunya, berbeda dengan para djin di Daevabad yang punya kesadaran penuh, djin di 1001 Malam apalagi yang jin cincin dan lampu sangat pasrah sama keinginan tuannya, hehehe XD.