A review by veraveruchka
To Kill a Mockingbird by Harper Lee

5.0

"To Kill A Mockingbird" menjadi kian menarik setiap kali dibaca lagi; setiap kali jalanan Kota Maycomb terasa semakin nyata, Scout menjadi semakin menyentuh, Atticus semakin heroik, dan Boo Radley semakin tragis. --blurb on the back cover of my Indonesian Edition.


Saya rasa petikan pendapat di atas sesuai dengan apa yang saya rasakan setelah membaca buku ini. Ini adalah kali kedua dan saya lebih menikmatinya daripada pembacaan yang pertama. Mungkin karena sekarang saya sudah lebih dewasa dan sudah melihat secara nyata isu-isu yang dibahas dalam buku ini

Melalui sudut pandang Scout Finch yang berusia delapan tahun, To Kill A Mockingbird mengingatkan kembali mengenai betapa menjijikannya rasisme. Betapa manusia bisa menjadi hipokrit yang menganggap "kebenaran" adalah apa yang sesuai dengan pendapatnya saja. Dalam intensitas yang lebih rendah, To Kill A Mockingbird juga membahas tentang pembelajaran seorang anak dalam menepati ekspektasi masyarakat terhadap dirinya, juga bagaimana orang dewasa berperan besar dalam membentuk sikap seorang anak. Betapa banyak hal yang bisa dipelajari dari buku ini. Saya tidak heran bahwa kemudian buku ini menjadi salah satu buku paling penting dalam sejarah literasi dunia, dan pesan kemanusiaan yang disampaikannya tetap relevan walaupun sudah berpuluh tahun berselang.