Take a photo of a barcode or cover
A review by marinazala
Loving the Wounded Soul: Alasan dan Tujuan Depresi Hadir di Hidup Manusia by Regis Machdy
4.0
** Books 105 - 2019 **
4 dari 5 bintang!
Pertama kali melihat cover buku ini kok bagus ya kenapa ada gambar orang dengan berbeda jenis kelamin yang berwarna warni dan setelah tahu ternyata Suku tangan yang membuat desain covernya semakin tertarik membacanya.. Buku tentang Depresi di Indonesia juga termasuk jarang jadi kenapa tidak kita memulai membaca buku non fiksi di awal bulan Oktober ini??
Setelah membaca buku ini saya mendapat pengetahuan lebih mengenai depresi, apa saja penyebabnya dan bagaimana pertolongannya. Saya salut sekali karena penulis berani untuk mengangkat topik ini yang merupakan tabu dibicarakan di masyarakat Indonesia. Mas Regis sendiri mengalami depresi sejak usia 12 tahun dan sempat ada kecendrungan untuk melakukan percobaan bunuh diri. Diagnosanya menghidap distimia dan depresi lainnya. Kalau ngomongin distimia jadi keinget saya membaca buku [b:I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki|47940300|I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki|Baek Se-hee|https://i.gr-assets.com/images/S/compressed.photo.goodreads.com/books/1566872427l/47940300._SX50_.jpg|73104652] yang penulisnya juga mengalami distimia dan isi bukunya percakapan mbaknya dengan psikiaternya.
Bagian yang paling menarik di buku ini mau orang itu introvert atau ekstrovert bisa mengalami depresi.. Baru tahu juga kalau sejak dalam kandungan apabila kehadiran kita tidak diinginkan oleh orangtua maka bisa jadi menjadi salah satu faktor depresi di kehidupan kedepannya kelak. Faktor toxic relationship dimana kita tidak mendapat pujian hanya amarah dari keluarga (orangtua atau kakak dan adik) bisa juga menjadi pemicu depresi karena membuat si anak rendah diri atau merasa apapun yang diperbuat tidak ada artinya
Penyakit2 yang menganggu ditubuh kita juga sebenarnya gejala ada yang salah dengan emosi yang kita miliki. Kalau saya jujur sering merasakan migrain atau maag kumat yang bisa jadi dikarenakan faktor tuntutan pekerjaan yang semakin tinggi hingga terkadang harus lembur membuat saya intropeksi bagaimana caranya mengurangi stress yang dialami. Salah satu obat buat saya adalah membaca buku karena pikiran saya tidak terfokus akan ke masalah yang ada tetapi lebih masuk kedalam dunia didalam buku
Terimakasih Gramedia Digital Premium!
4 dari 5 bintang!
Pertama kali melihat cover buku ini kok bagus ya kenapa ada gambar orang dengan berbeda jenis kelamin yang berwarna warni dan setelah tahu ternyata Suku tangan yang membuat desain covernya semakin tertarik membacanya.. Buku tentang Depresi di Indonesia juga termasuk jarang jadi kenapa tidak kita memulai membaca buku non fiksi di awal bulan Oktober ini??
Setelah membaca buku ini saya mendapat pengetahuan lebih mengenai depresi, apa saja penyebabnya dan bagaimana pertolongannya. Saya salut sekali karena penulis berani untuk mengangkat topik ini yang merupakan tabu dibicarakan di masyarakat Indonesia. Mas Regis sendiri mengalami depresi sejak usia 12 tahun dan sempat ada kecendrungan untuk melakukan percobaan bunuh diri. Diagnosanya menghidap distimia dan depresi lainnya. Kalau ngomongin distimia jadi keinget saya membaca buku [b:I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki|47940300|I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki|Baek Se-hee|https://i.gr-assets.com/images/S/compressed.photo.goodreads.com/books/1566872427l/47940300._SX50_.jpg|73104652] yang penulisnya juga mengalami distimia dan isi bukunya percakapan mbaknya dengan psikiaternya.
Bagian yang paling menarik di buku ini mau orang itu introvert atau ekstrovert bisa mengalami depresi.. Baru tahu juga kalau sejak dalam kandungan apabila kehadiran kita tidak diinginkan oleh orangtua maka bisa jadi menjadi salah satu faktor depresi di kehidupan kedepannya kelak. Faktor toxic relationship dimana kita tidak mendapat pujian hanya amarah dari keluarga (orangtua atau kakak dan adik) bisa juga menjadi pemicu depresi karena membuat si anak rendah diri atau merasa apapun yang diperbuat tidak ada artinya
Penyakit2 yang menganggu ditubuh kita juga sebenarnya gejala ada yang salah dengan emosi yang kita miliki. Kalau saya jujur sering merasakan migrain atau maag kumat yang bisa jadi dikarenakan faktor tuntutan pekerjaan yang semakin tinggi hingga terkadang harus lembur membuat saya intropeksi bagaimana caranya mengurangi stress yang dialami. Salah satu obat buat saya adalah membaca buku karena pikiran saya tidak terfokus akan ke masalah yang ada tetapi lebih masuk kedalam dunia didalam buku
Terimakasih Gramedia Digital Premium!