A review by dianlisa
Muhammad: Para Pengeja Hujan by Tasaro G.K.

5.0

Buku ini sukses membuat gw mewek-mewek ketika membacanya. Di buku pertama aja gue nangis bombay baca kisah Rasulullah yang setiap hari memberi makan pengemis buta walaupun dia selalu menjelek-jelekkan beliau. Di buku kedua ini, pembaca harus siap mental karena di sini dikisahkan wafatnya Rasulullah meninggalkan umatnya. Disusul dengan wafatnya Fatimah az-Zahra, sang buah hati Rasulullah dan Khadijah. Di sini juga dikisahkan bagaimana Khalid al-Walid memimpin pasukan Islam memperluas wilayah Islam hingga ke Persia.

Cerita menarik lainnya adalah kisah tokoh fiktif Kashva dan Astu. Gw pikir Astu, Parkhida, dan seluruh warga Desa Gathas udah "dihabisin" sama tentara Koshrou, tapi rupanya Astu berhasil jadi the only survivor dan dengan ilmu pengetahuannya dia kemudian jadi arsitek kebanggaan Persia yang nyiptain berbagai macam bangunan mutakhir kala itu dengan pake identitas palsu supaya gak diketahui pihak istana. Lalu gimana dengan Kashva? Setelah mengembara ke Tibet dan berkeliling 13 gunung suci dengan Vakshur dan Biksu Tashidelek, akhirnya dia dan Vakshur memutuskan kembali ke Persia. Drama istana dengan cerita kudeta-kudetaannya yang lazim terjadi ada juga di sini. Kehadiran Kashva di Persia tercium juga sama istana yang membuat dia ditahan, tapi malah akhirnya bisa tali kasih dengan Mahsya. Satu hal yang bikin gw terkejut adalah bahwa Elyas dan Tashidelek yang selama ini jadi sahabat pena Kashva rupanya hanya teman khayalan Kashva.

Selain bagian akhir buku yang bikin shock tentang fakta Kashva, pembaca harus kembali nyiapin mental dan tissue karena wafatnya sang khalifah pertama, Abubakar Assidiq. Moral lesson yang bisa gw ambil adalah bahwa menjadi pemimpin itu tanggung-jawabnya sangat besar. Sahabat Rasulullah pun awalnya agak berat hati dalam menggantikan kepemimpinan Rasulullah karena takut akan pertanggung-jawaban mereka kelak di akhirat. Namun akhirnya Abu Bakar bisa memimpin kaum muslimin sampai ujung usianya. Dari pengetahuan gw yang terbatas ini, dari empat khulafaur Rasyidin, hanya Abu Bakar yang wafat karena sakit (tua), bukan dibunuh seperti ketiga sahabat yang lain.