You need to sign in or sign up before continuing.

A review by renpuspita
Kahve: Shamrock & Raven by Yuu Sasih

dark mysterious reflective slow-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? It's complicated
  • Loveable characters? No
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

3.0

 Sebenarnya mau kasih 4 bintang, tapi, hmmm...kayak ada bagian yang gue ga sreg dan itu cukup spoiler jadi review ini bakal banyak spoiler, you've been warned. Sama mungkin karena mood gue ga terlalu bagus waktu baca buku ini, hahaha.

Sebelumnya, applause dulu buat Yuu atau Ayu, yang gue kenal dari BBI, karena tulisannya rapi dan enak dibaca. Walau beberapa dialog mungkin agak kurang renyah, tapi ga mengurangi kenikmatan baca. Sayangnya, kelemahan buku ini adalah sebenarnya fokus genrenya mau kemana? Misteri? Atau malah magical realism mengingat ada bagian Kencana masuk "dunia nasib" saat dia melakukan pembacaan ampas kopi aka tasseografi? Ditambah dengan alur maju mundur antara tahun 2005-2006 dan 2013 kalau kamu ga fokus bacanya maka akan kejadian kayak gue dimana bakal bolak - balik halaman bukunya dan mikir "info apa yang gue lewat pas bacanya?" Selain itu dengan memasukkan element buku The Picture of Dorian Gray, gue juga agak jengkel karena jujur gue belum baca bukunya jadi ga dapet metafora - metafora yang mengacu sama buku itu. Tapi, itu gue doang sih. Mungkin pertanda juga habis ini setidaknya coba baca buku itu satu kali.

Plot twist untuk beberapa bagian seperti misteri di balik peristiwa bunuh diri Saras dan identitas Linda cukup oke. Social commentary Ayu terkait
kejadian pemerkosaan di kampus mungkin agak terlalu preachy buat gue tapi gue akuin ada benarnya meski bisa ditulis tanpa terlalu menggurui
. Gue agak tertegun juga karena dengan lini deTeens, issue - issue di buku ini cukup berat sebenarnya buat dibaca remaja dan juga tokoh - tokohnya sendiri semuanya udah dewasa dimana pada tahun 2005 Kencana itu mahasiswa awal semester sementara di 2013 dia udah umurnya mau 30-an. Konten LGBTnya menurut gue sangat subtil tapi seandainya eksplisit juga ga masalah. Gue udah bisa nebak kalau Linda itu emang suka Kencana sejak awal, hahaha.

Sayangnya, banyak bagian - bagian yang terasa penulisannya nanggung atau bahkan tidak jelas konklusinya seperti
bagian Farran menghilang. Ga jelas juga alasan Farran menghilang kemana bahkan sampai akhir cerita pun ga ada ditulis. Jadi fungsi Farran selain ngajarin Kencana tasseografi itu terus apa? Kenapa juga terus Kencana mau susah payah tetap membuka kedai Black Dreams? Karena berharap siapa tahu Farran balik? Sementara untuk bagian Linda, kalau udah sering baca thriller/mistery psikologis pasti udah ga kaget sih. Apalagi Kencana sendiri juga dibikin semacam kayak unreliable narrator gitu
. Pun saat bagian Kencana akhirnya tahu kenyataan di balik meninggalnya Saras dimana
dia memojokkan pelakunya, kenapa si pelaku dengan enteng dan mau - mau aja ngerekam pengakuan dia? Ini semacam aneh banget ga sih, lel. Atau Ayu emang pengen gambarin pemikiran seorang pemerkosa yang emang pas dibaca bikin ga nyaman, tapi apa ya perlu adegan sengaja ngerekam pengakuan itu?
. Gue juga ga bisa terkoneksi sama Kencana yang menurut gue terlalu "lempeng" walau emang ada alasannya kenapa Kencana seperti itu. 

Buku ini tipis, tapi menurut gue isinya cukup "berat". Bagian tasseografinya menarik buat dibaca dan misterinya juga cukup oke ditulisnya. Kalau ingin baca misteri yang tidak biasa dan sekaligus juga mengulik isu gender, seksualitas dan utamanya fakta gelap ketimpangan relasi antara civitas akademia di kampus, bolehlah coba baca Kahve ini. Sayangnya, gue ga suka kopi bahkan bau kopi aja bisa bikin gue pusing XD. 

Expand filter menu Content Warnings