Dari awal sudah menebak sudut pandang novel ini memang bukan berasal dari Perempuan Rok Ungu melainkan dari Perempuan Kardigan Kuning (pun karena dari cover bukunya menggambarkan demikian). Menurutku, novel ini sedikit banyak mengerikan. Pertama, karena Perempuan Kardigan Kuning ini seperti stalker yang kerap kali mengikuti segala gerak-gerik si Perempuan Rok Ungu. Bahakan hingga mencatatnya. Membayangkan diri sendiri ada yang seperti itu membuatku ngeri. Kedua, memang tidak ada yang bisa dipercaya 100% dipekerjaan. Baik senior yang memberi saran (bisa saja menjebak dan menjatuhkan) seperti yang terjadi oleh Perempuan Rok Ungu. Ketiga, selingkuh. Bagaimana bisa keduanya sama-sama sadar apa yang mereka lakukan dan tetap berselingkuh? Bahkan Pak Kepala sendiri membuat narasi seolah diancam (entah apakah ancaman ini benar atau tidak). Keempat, obsesi. Mengerikan rasanya lihat orang yang sangat terobsesi dengan kita. Mengikuti segala gerak-gerik ketika kita tidak ada bahkan rela memberikan segalanya untuk orang yang diobsesikan.

Cerita ini open ending dan banyak sekali pertanyaan di benakku. Untuk buku 120 halaman, buku ini terkesan sangat singat dan pacenya begitu cepat.