A review by clavishorti
Napas Mayat by Bagus Dwi Hananto

challenging dark emotional mysterious reflective sad tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.0

Sang pemeran utama, yang masa mudanya dihiasi dengan kemewahan dan keberlimpahan harta dari ayahnya, kini berhadapan dengan titik terendah dalam hidupnya. Dulu, setiap harinya dirayakan dengan pesta dan kenikmatan, namun semuanya berubah drastis ketika perusahaan ayahnya mengalami kebangkrutan. Semua orang meninggalkannya dalam keadaan terlunta-lunta. Saat ini, terhimpitlah dia dalam kesunyian hidup yang hampa makna. Hanya si Hitam dan si Frigid, anjing tua milik Pak Malikan, yang tetap setia menemani langkah-langkahnya di dunia yang sunyi ini. Dalam hampa dan kekosongan yang menyelimuti, apa yang mendorongnya untuk tetap melangkah ke depan? 
 
Buku Napas Mayat karya Bagus Dwi Hananto adalah sebuah mahakarya yang memukau. Setiap lembarannya dipenuhi dengan bahasa yang kaya akan simbol dan penyampaian yang menggelitik pikiran, membawa pembaca dalam perjalanan batin yang mendalam. Selain itu, keunikannya terletak pada tokoh utama yang misterius, tak berbekas nama, menciptakan suasana misteri yang memperdalam kompleksitas cerita. Dalam inti narasinya, tersembunyi kritik pedas terhadap kehidupan manusia yang kerap kali hanya mengamini keinginan duniawi, terlupa akan esensi kemanusiaan bahkan spiritual. Dengan keberanian, penulis menghadirkan pemandangan yang menggugah kesadaran tentang kebingungan manusia dalam pencarian kebahagiaan semu. 
 
Bagus Dwi Hananto tidak ragu-ragu menggugat ketidakadilan terhadap kejahatan genosida yang melanda Gaza. Ia menggambarkan betapa kemanusiaan dapat tenggelam dalam kebisuan dunia, seiring kejahatan yang merencanakan pembantaian sebuah bangsa sedang terjadi di bumi ini. Panggilan keras ini menggelorakan semangat seluruh dunia untuk berbicara, untuk tidak lagi menyimpan keheningan yang membiarkan penderitaan meluas. 
 
Dengan determinasi yang menggebu, buku ini juga menyoroti ancaman yang timbul ketika nafsu dibiarkan merajalela tanpa kendali, mengubahkan manusia menjadi budak gelap dari keinginan tergelap mereka sendiri. Bahkan ketika menghadirkan adegan-adegan yang mencekam seperti pembunuhan dan kanibalisme, tak ada yang mampu menyangkal daya tarik memikat dari narasi ini. Tingkat ketegangan yang diciptakan oleh penulis dalam menggambarkan konflik batin tokoh utama di tengah perubahan drastis hidupnya memang luar biasa. Pengalaman tragisnya membuatnya terperangkap dalam labirin kesepian dan rasa sakit, menciptakan kedalaman emosional yang menggetarkan. Kita disuguhkan pandangan mendalam ke dalam kegelapan jiwa manusia, yang pada akhirnya, menimbulkan pertanyaan filosofis yang memotret eksistensi manusia. 
 
Bagus Dwi Hananto menggambarkan kehidupan dengan lantang dan tanpa diselubungi kata-kata yang tak perlu. Kemampuannya untuk membumikan realitas kejam ini, merangkul kita dalam kontemplasi mendalam. Di balik lapisan kekerasan yang tak terhindarkan, buku ini menawarkan suatu kebenaran yang menyentuh jiwa; bahwa dalam setiap penantian dan kegelapan, tersembunyi keindahan dan kebaikan yang selalu menanti kita. Pesannya mengajak untuk memahami bahwa merangkak keluar dari kegagalan, mengakui kesalahan, dan bangkit untuk menjadi pribadi yang lebih baik adalah perjalanan penting yang tak boleh diabaikan. Keberanian dan ketabahan dalam menghadapi kehidupan yang keras mengajarkan bahwa terdapat kemungkinan untuk berubah dan tumbuh, bahkan di saat tergelincir dalam kegelapan terdalam. 
 
Melalui perjalanan emosional tokoh utamanya, Napas Mayat mengeksplorasi perjuangan melawan kegelapan batin. Pengalaman tragis yang dialaminya membawanya pada kesendirian yang mendalam, mengundang kita untuk merasakan kesendirian yang terasa begitu menyiksanya. Dalam setiap halaman, buku ini tidak hanya menceritakan kisah individu, tetapi juga menghadirkan cerminan terhadap kenyataan dunia yang penuh dengan pertarungan internal. Dengan begitu cermat, penulis membangun narasi yang tak hanya memikat, tetapi juga mengingatkan kita bahwa banyak orang mungkin berbagi pengalaman serupa. 
 
Momentum puncak, ketika tokoh utama akhirnya menyadari kehadiran orang-orang baik yang berada di sekitarnya, adalah momen yang sungguh mengharukan. Titik balik di mana hati manusia terbuka sepenuhnya, menyadari bahwa kehidupan bukanlah perjalanan yang harus dilalui sendiri, melainkan sebuah lintasan yang penuh dengan kesempatan untuk saling mendukung. Dalam momen-momen seperti ini, kita menemukan bahwa kekuatan kemanusiaan sejati adalah pendorong terbesar untuk memperbaiki dunia ini, satu langkah kecil setiap kali. 
 
Namun, terdapat momen dalam alur cerita yang membuat saya tetap merasa kurang puas. Terutama, bagian tentang salah satu tokoh yang menemukan ‘rumah persembunyian’ dari tokoh utama, memunculkan serangkaian pertanyaan yang menggelitik pikiran saya. Tindakan yang diambil oleh karakter tersebut, meskipun mungkin memiliki alasan atau latar belakang tersendiri, tetap sulit bagi saya untuk merangkulnya dalam pemikiran saya.
 
Meskipun begitu, Napas Mayat adalah sebuah karya sastra yang mampu membawa kita dalam perjalanan mendalam menuju inti kehidupan dan kemanusiaan. Melalui alunan kata-kata dan imaji yang luar biasa, karya ini menjadi panggilan untuk memeluk dunia dengan penuh kehangatan, dan untuk menyentuh hati sesama dengan tingkat empati yang lebih dalam. Dengan kompleksitas naratif yang mengagumkan, buku ini tidak hanya sekadar sebuah kisah, melainkan sebuah pengalaman mendalam yang akan menggetarkan hati dan memaksa kita untuk merenung tentang arti sejati dari hidup ini. 

Expand filter menu Content Warnings