Ada sesuatu tentang penulisan Azmen yang membuatkan aku tidak berhenti membacanya hingga ke pengakhir cerita.

Sebuah novela yang cukup simple dengan plotnya yang bagi aku agak mundane dan berkisarkan tentang seorang pemuda dalam ceritera hidupnya, dengan manusia sekeliling yang dijumpainya dan seorang wanita di dalam ingatannya.

Aku kira, penulisan Azmen menjadikan novela ini ada ciri standout nya tersendiri. Penulisan Azmen membuatkan seperti aku berada di situ, menjalani kehidupan harian pemuda di dalam cerita itu dan seperti penonton setia yang melihat setiap events in the main mc's life unfold one by one. Paired with Azmen's dark sense of humor , ia menjadikan novela ini sebuah kisah yang seakan tiada apa-apa tetapi juga merangkumi segala apa yang ada.

Soal kesunyian, soal melangkah ke hadapan, soal kekosongan hidup anak muda di kota , dan soal persahabatan yang terjalin tanpa disangka. Polaroid membawa aku dalam sebuah perjalanan seperti filem senyap yang aku bergerak mengikut pace aku sendiri. Its a quiet novela; the kind of quiet that lets you be drifted through the story. Tiada karakter yang sempurna di dalam cerita ini, tetapi setiap karakter yang ada menambah sinar warna kepada hidup pemuda itu; walaupun ia berpaksi kepada seorang wanita yang sudah hilang kelibatnya.

Recommended! It took me by surprise, and its a good kind at that.