Scan barcode
A review by heavenlyrealms
Mencari Simetri by Annisa Ihsani
4.0
Tidak butuh waktu lama untukku merasa “klik” dengan buku ini. Bahkan baru halaman kedua, aku sadar kalau aku suka bukunya. Tulisannya sangat enak untuk dibaca, kaku? Menurutku tidak. Annisa Ihsani memiliki ciri khasnya sendiri dan aku menyukai itu. Ceritanya pun sangat amat realistis. Terutama, untuk manusia-manusia yang berada di rentang umur yang sama.
Gejolak asmara, ketidakpastian, merasa sendiri, segala permasalahan hidup yang dijelaskan di dalam buku ini sangat “relate” dan nyata untuk kondisi sekarang. Di mana hati tak bisa dipungkiri, sebagaimana pun mencoba membukanya kalau memang ia tak bisa terbuka untuk orang lain maka tidak bisa. Sebesar apapun usaha orang lain. Tidak saling simetri, kata penulis. Dan buku ini juga mengajarkan untuk menghargai jawaban dan pilihan orang lain. Hal ini yang kerap kali dilupakan oleh kebanyakan orang, menghargai.
Tidak ada salahnya untuk bertahan menyukai orang yang tidak menyukai balik. Tidak ada salahnya memilih untuk tidak menikah karena memang belum siap untuk hal itu. Tidak ada salahnya menolak orang yang serius kepada kita karena memang hati kita tidak tergerak untuk mereka. Tidak ada salahnya menolak tawaran pekerjaan. Tidak ada salahnya tidak ingin memiliki anak. Tidak ada salahnya.
Segala hal tidak bisa dipaksakan. Segala hal memang tidak serta merta memiliki jawaban. Mungkin, segala hal tidak simetri sebagaimana mestinya karena memang tidak jodoh. Terkadang, sesederhana itu.
Gejolak asmara, ketidakpastian, merasa sendiri, segala permasalahan hidup yang dijelaskan di dalam buku ini sangat “relate” dan nyata untuk kondisi sekarang. Di mana hati tak bisa dipungkiri, sebagaimana pun mencoba membukanya kalau memang ia tak bisa terbuka untuk orang lain maka tidak bisa. Sebesar apapun usaha orang lain. Tidak saling simetri, kata penulis. Dan buku ini juga mengajarkan untuk menghargai jawaban dan pilihan orang lain. Hal ini yang kerap kali dilupakan oleh kebanyakan orang, menghargai.
Tidak ada salahnya untuk bertahan menyukai orang yang tidak menyukai balik. Tidak ada salahnya memilih untuk tidak menikah karena memang belum siap untuk hal itu. Tidak ada salahnya menolak orang yang serius kepada kita karena memang hati kita tidak tergerak untuk mereka. Tidak ada salahnya menolak tawaran pekerjaan. Tidak ada salahnya tidak ingin memiliki anak. Tidak ada salahnya.
Segala hal tidak bisa dipaksakan. Segala hal memang tidak serta merta memiliki jawaban. Mungkin, segala hal tidak simetri sebagaimana mestinya karena memang tidak jodoh. Terkadang, sesederhana itu.