A review by renpuspita
Creepy Case Club: Kasus Nyanyian Berhantu by Rizal Iwan

lighthearted mysterious tense fast-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? No

4.0

 Gegara buku ini, gue ga akan mendengar lagu Soleram in the same way again XD.

Karena gabut ga ada kerjaan di kantor (jangan ditiru ya teman - teman) dan ga bawa buku buat dibaca, akhirnya gue milih - milih bacaan ringan apa yang bisa dibaca di apps Gramedia Digital. Gue pun tertarik buat baca Creepy Case Club yang kebetulan enam bukunya sudah ada semua di Gramdig. Jumlah halamannya pun ga sampe 200 halaman, dan karena gue rada masokis meski ga suka hehantuan gue tetep baca aja. Toh masih siang ini hahaha. Pun gue jarang baca buku anak - anak

Seandainya gue baca buku ini di umur 10 tahun pasti bakal gue lahap tanpa bertanya - tanya. Gue di umur 36 tahun? Not so much, hahaha. Gue agak mengernyit pas tahu Vedi, salah satu protagonis di buku ini, udah baca The Da Vinci Code di umurnya yang masih 10 tahun. To said I have "bruh" moment is an understatement. Tapi mungkin anak SD jaman sekarang begitu kali ya. Pun karena gue dulu SDnya di daerah dan bukan Jakarta, gue mikirnya anak SD Jakarta ngomongnya apa high tech banget, lel. Eniwei, ini cuma masalah preferensi aja dan gue senangnya penyebutan kata ganti orang ga pake "gue-elo" tapi "aku-kamu". Cukup metropop aja yang pake "gue-elo" :))

Unsur horornya sendiri walau cukup bikin merinding tapi ternyata ga banyak dan lebih fokus sama penyelidikan ketiga tokoh utamanya, Namira, Jani dan Vedi. Awal cerita juga cukup bagus dan pastinya bikin simpati sama Namira, karena gue juga kalau seumuran Namira pasti bete banget pindah rumah dan adaptasi di lingkungan baru. Pertengkarannya dengan Jani pada awalnya juga menggemaskan. Terlepas dari obrolan yang cukup "tinggi" terutama dari Vedi, sebenarnya dialognya emang anak - anak banget kok. Mereka semua bertindak seperti anak SD pada umumnya. Gue juga suka sama ide Rizal Iwan dengan memakai lagu Soleram sebagai dasar dari misteri si hantu. Unik!

Beberapa pesan-pesan di buku ini cukup dapet, kayak when in doubt, always go to the library! Library rules!! Tentunya ada pesan moral juga kalau hidup itu ga melulu hitam dan putih tapi selalu ada alasan dibalik sifat manusia yang dianggap baik atau jahat. Kalau ini yang baca orang dewasa (kayak gue misalnya) pasti bilangnya "ya itu juga kita pada tahu keleusss", tapi karena buku ini emang ditujukan buat anak - anak, jadi ya cukup oke penyampaiannya. Gue juga suka pas bagian di balik kebenaran kenapa si hantu lagu Soleram ini gangguin Namira dan malah jadi agak berkaca - kaca juga pas bacanya, hahaha. Kayaknya buku anak emang lebih gampang bikin terharu yah :')

Kisah Namira yang awalnya pindah rumah ini emang ngingetin gue sama Riley di Inside Out (dan ternyata authornya juga fans film Disney). Bedanya sama Riley, Namira dapet temen baru yaitu Vedi yang songong tapi baik dan Jani yang awalnya "queen bee" banget tapi masih jadi akrab. Ga sabar buat baca kisah - kisah lain dari anggota Creepy Case Club ini! 

Expand filter menu Content Warnings