A review by renpuspita
The Night Mark by Tiffany Reisz

emotional hopeful mysterious reflective slow-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

3.5

 Seberapa besar rasa duka yang bisa ditanggung seorang istri, setelah kehilangan suami yang baru saja dinikahi satu tahun dalam kondisi mengandung bayinya dan setelah itu langsung menikah dengan sahabat sang suami untuk lalu hidup dalam pernikahan tanpa cinta? Itu adalah premis awal yang ditulis Tiffany Reisz untuk The Night Mark. Faye Barlow harus kehilangan suaminya, Will Fielding untuk selamanya dan sejak saat itu dia bagaikan hidup tak mau, tapi mau mati juga berkali - kali digagalkan oleh suaminya yang sekarang, Hagen. Muak dengan pernikahan tanpa cinta walau sudah berusaha selama empat tahun, Faye dan Hagen pun bercerai. Perjalanan ke Carolina Selatan untuk mengambil foto buat kalender membawa Faye ke sebuah mercusuar di pulau Bride Island dengan legenda tentang putri seorang penjaga mercusuar yang meninggal terseret ombak di dermaga. Siapa sih yang bakal mengira kalau Faye bakal terseret ombak yang sama dan mengarungi waktu dari 2015 untuk kemudian terdampar di tahun 1921? Paling terkejutnya ternyata sang penjaga mercusuar, Carrick Morgan itu mirip banget dengan Will, dan Faye saat ini ada di tubuh Faith Morgan, putri dari Carrick.

Seperti ciri khas Tiffany Reisz, unsur tabu dan ada unsur agama juga ada di The Night Mark meski ga terlalu mencolok banget seperti yang gue baca di The Lucky Ones (sudah diterjemahkan juga sama Elex). Unsur tabunya sendiri lebih ke arah cheating, tapi cheating ini juga tergantung kamu lihatnya dari sudut pandang yang gimana karena menurut gue, Faye tuh dah cerai sama Hagen dan ditinggal mati Will jadi harusnya dia sih bebas ya mencintai siapapun. Masalahnya, tubuh yang dia tempati yaitu Faith,itu kondisinya complicated. Akan ada beberapa twist yang mungkin awalnya kamu bakal mikir lah Faith ini kan putrinya Carrick, tapi gimana ceritanya Faye (dalam tubuh Faith) bisa mencintai Carrick? Apa yang bakal dipikirkan Carrick? Tenang gaes, ga ada unsur incest kok hahaha. Faith sendiri ga ada hubungan darah sama Carrick dan ada alasan yang kuat kenapa Faith pergi ke Carrick dan menyandang nama keluarga Carrick yaitu Morgan. Dilemanya sendiri juga akan kelihatan nyata dari segi Carrick yang berusaha melawan rasa tertariknya pada Faith/Faye. Bingung? Emang agak2 bingung buat jelasin apa yang terjadi di buku ini tanpa harus spoiler banget XD.

Untuk unsur agamanya sendiri, mengingat setahu gue Reisz itu Katolik taat, jadi ada tokoh pendeta di buku ini yaitu Fater Pat Cahill. Gue sendiri suka sama karakter Pat Cahill ini karena sering jadi voice of reasons di buku ini. Untuk genre The Night Mark sendiri, bisa dibilang campuran antara time travel dengan historical romance. Jangan mengira time travel disini bakal scientific banget karena menurut gue jatuhnya lebih ke magical realism. Kalau kalian tahu Outlander, ya The Night Mark ini bisa dibilang mirip - mirip Outlander lah karena sama - sama mengarungi waktu dan tokoh utama wanitanya jatuh cinta sama pria di masa lalu. Cuma bedanya kalau Claire di Outlander masih secara resmi menikah, di buku ini Faye udah cerai walau ya seperti yang gue bilang di awal, masalahnya rumit. Unsur time travel di buku ini lebih kayak keajaiban dari Tuhan (mungkin) yang intinya sih untuk membuat Faye itu move on dari rasa dukanya yang mendalam karena kehilangan Will.

Dari segi karakterisasi, gue suka sama semua karakter - karakternya. Gue applause sama cara Reisz menggambarkan duka Faye. Gue ngga menganggap cara Faye menghadapi duka itu lebay, karena loe pikir aja baru setahun menikah dan lagi cinta - cintanya terus suami mati direnggut dari loe hanya dalam waktu singkat. Faye bertahun - tahun hidup dalam kegilaan dan kesedihan sebelumnya akhirnya bangkit lagi. Reisz seakan ingin menulis kalau cinta itu bisa hadir dua kali dalam hidup, karena ya jodoh mana ada yang tahu. Selain Faye dan Pater Pat Cahill ada juga tokoh Dolly, seorang gadis kulit hitam tuli yang nantinya akan jadi salah satu keluarga Faye yang berharga di tahun 1921. Mungkin yang agak lemah itu malah Carrick ya. Gue cuma merasa Carrick tuh mukanya mirip Will (walau ya ga mirip2 banget) dan ceritanya lebih fokus ke dilema dia melawan rasa suka ke Faith/Faye. Untuk ukuran pria tahun 1921, Carrick ini nrimoan banget orangnya wkwk, kayak yang pas dia akhirnya tahu masalah time travel ya udah nerima - nerima aja XD. Pertanda kalau Carrick ini emang ditulis author cewek hahaha. Apalagi karena buku ini walau ditulis dari sudut pandang ketiga tapi fokusnya dari Faye, jadi gue hanya tahu Carrick dari pandangan Faye dan juga dari Pat Cahill yang pada tahun 1965 adalah pendetanya Carrick. Untuk villainnya sendiri pun ga terlalu dibahas banget, kayak yang ya udah gitu. 

Pertengahan buku apalagi pas Faye tinggal di 1921 itu mayan slow abis padahal kejadiannya cuma semingguan aja. Tapi Reisz bisa dengan detail menjabarkan kejadian di tahun itu juga dilengkapi dengan kejadian - kejadian bersejarah salah satunya Great Depression dan era Prohibition alias era dimana banyak yang menyelundupkan miras di Amrik. Penjabaran tentang cara kerja mercusuar dan setting mercusuar di Bride Island itu juga menjadi nilai tambah. Meski eksekusi gimana akhirnya Faye dan Carrick bisa bersatu mayan - mayan agak "gampang", gue suka sama cara Reisz menulis saat Faye dan Hagen akhirnya berdamai dan bahwa Hagen itu sebenarnya bukan pria yang jahat cuma karena kondisi aja Faye dan Hagen ini jadi kelihatan musuhan. Bab terakhirnya juga menurut gue the best sih, cukup menyelamatkan bagian tengah yang kedodoran dan mekanisme time travel yang menurut gue outlandish banget (tapi time travel sendiri juga udah outlandish XD)

Bukan buku terbaik dari Tiffany Reisz yang pernah gue baca, tapi tetep akan gue rekomendasikan apalagi kalau kamu nyari time travel romance yang ga biasa. 

Expand filter menu Content Warnings