Scan barcode
A review by ardinareads03
Violets by Kyung-sook Shin
4.0
Actually:3,7 ⭐️
☘️Violets adalah buku ke-2 karya Shin Kyung-sook yang aku baca. Dan buku ini juga sudah di terjemahan kedalam bahasa Inggris dan terjemahan bahasa Indonesia juga sudah ada. Cerita buku ini sangat menarik. Diawali tahun 1970-an di sebuah desa, lahir seorang anak perempuan bernama Oh San-yi yang sudah mengalamin penolakan sejak lahir. San tinggal bersama nenek dan ibunya seperti orang yang addictic men, orang yang tidak bisa hidup tanpa ada laki-laki dalam hidupnya.
.
☘️San dengan keluarga yg berantakan dan memiliki sahabat seorang perempuan bernama, Namae. Hubungan San dengan Namae yang tadinya baik-baik saja menjadi terasa canggung dan menjadi lebih buruk karena suatu kejadian aneh diantara mereka dan mungkin menjadi traumatis untuk San nantinya. Setelah dewasa San tinggal di kota bekerja sebagai penjual bunga namun, dia tidak bisa lepas dari trauma ingatannya.
.
☘️Awalnya cukup kaget buku ini terbit versi bahasa Indonesia setelah aku selesai membacanya dan melihat genrenya. Dan untuk karakter Ibu San dan Namae kurang digambarkan, seperti fokus dengan San. San yang merasa hampa karena tidak perna mendapatkan kasih sayang, selalu terasing dan mengalami penolakan. Terlepas dari itu, Violets menurutku salah satu kritik yg disampaikan Author Shin tentang sosial, patriarki, juga kritik untuk seorang Ibu.
☘️Violets adalah buku ke-2 karya Shin Kyung-sook yang aku baca. Dan buku ini juga sudah di terjemahan kedalam bahasa Inggris dan terjemahan bahasa Indonesia juga sudah ada. Cerita buku ini sangat menarik. Diawali tahun 1970-an di sebuah desa, lahir seorang anak perempuan bernama Oh San-yi yang sudah mengalamin penolakan sejak lahir. San tinggal bersama nenek dan ibunya seperti orang yang addictic men, orang yang tidak bisa hidup tanpa ada laki-laki dalam hidupnya.
.
☘️San dengan keluarga yg berantakan dan memiliki sahabat seorang perempuan bernama, Namae. Hubungan San dengan Namae yang tadinya baik-baik saja menjadi terasa canggung dan menjadi lebih buruk karena suatu kejadian aneh diantara mereka dan mungkin menjadi traumatis untuk San nantinya. Setelah dewasa San tinggal di kota bekerja sebagai penjual bunga namun, dia tidak bisa lepas dari trauma ingatannya.
.
☘️Awalnya cukup kaget buku ini terbit versi bahasa Indonesia setelah aku selesai membacanya dan melihat genrenya. Dan untuk karakter Ibu San dan Namae kurang digambarkan, seperti fokus dengan San. San yang merasa hampa karena tidak perna mendapatkan kasih sayang, selalu terasing dan mengalami penolakan. Terlepas dari itu, Violets menurutku salah satu kritik yg disampaikan Author Shin tentang sosial, patriarki, juga kritik untuk seorang Ibu.