A review by renpuspita
Kondensasi by Poppy D. Chusfani

dark mysterious tense fast-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.0

 Kondensasi adalah novel pertama yang gue baca dari Poppy D. Chusfani meskipun kalau buku terjemahannya Mbak Poppy ya gue udah banyak baca. Gue milih judul ini karena tipis aja hehehe. Walau di GR dibilang genrenya thriller, sebenarnya Kondensasi lebih tepat dibilang novel horror dengan element survival. Mbak Poppy juga memakai mitologi Irlandia yaitu bean shide atau yang lebih kita kenal dengan nama banshee, makluk mitologi berwujud wanita dengan aura suram yang akan berteriak kencang ketika ada kejadian buruk atau orang yang akan mati. 

Buku ini ternyata melebihi ekspektasi gue. Walau tipis, the book pack quite a punch! Malah mendingan tipis jadi ga terlalu bertele - tele, walau kelemahannya juga ada beberapa hal yang menurut gue kurang jelas. Baca Kondensasi ibaratnya nonton film horror. Trope horrornya sendiri cukup banyak yang dipakai, sekumpulan orang - orang yang memutuskan buat menyendiri ke pulau terpencil tak bernama dan ga tahu dimana juga untuk menyelesaikan proyek penulisan naskah untuk kemudian diincar oleh sebuah entitas jahat dan berakhir dengan mereka yang berusaha untuk survive. Tokoh utamanya Aislin, blasteran Indo-Irlandia, penulis naskah yang punya kemampuan bak empath, bisa menyerap energi dari orang lain. Aislin ditemani oleh temannya, Citra, untuk menyelesaikan penulisan naskah. Bersama mereka berdua ada Latika atau Tika, anak baru yang diperbantukan dan juga Uksan, cowo yang digosipkan terlibat pencurian uang di rumah produksi. Seorang aktor ternama bernama Rama yang ga ada kerjaan pun ngikut mereka pergi ke pulau itu. 

Lima orang, tiga cewe dua cowo, bener - bener salah satu arketipe cerita horror yang sering dipakai dan sejujurnya ga pernah failed. Gue suka sama Mbak Poppy dengan kemampuannya untuk mendeskripsikan tempat dan narasinya. Gue bahkan lumayan terkejut baca dialognya yang mengalir dengan cukup natural, walaupun deskripsinya agak kayak buku terjemahan mentang2 Mbak Poppy penerjemah XD. Walau tokoh utamanya itu Aislin dan semua hal yang terjadi di pulau itu seakan berpusat ke Aislin, tapi tokoh - tokoh lain juga ikut dijabarkan lewat interaksi mereka dan juga masa lalu mereka yang ternyata cukup kelam. Gue merasa semua tokohnya diceritakan dengan baik dan gue ga merasakan perasaan kesal yang sering banget muncul kalau baca novel - novel author Indo (lebih kayak ke karakterisasi yang nyebelin sih). Baik Aislin, Citra, Tika, Uksan maupun Rama ada potensi bikin gue kesel, apalagi Aislin yang juga seolah unreliable narrator, tapi endingnya gue cukup bersimpatik sama kondisi mereka. 

Yang lucu, walau Aislin menganggap entitas jahat di pulau itu banshee, yang lain pada manggil "Mbak Kunti". Gue bukannya merinding malah pengen ngakak XD. Element horrornya sendiri terdiri dari kabut yang seolah punya nyawa dan juga Mbak Kunti/Banshee yang kemunculannya ga banyak tapi tetep bisa bikin jumpscare. Kondensasi ini emang movie material banget sih, apalagi ada bbrp aspek luar negeri seperti bapaknya Aislin yang dari Irlandia dan gue sukanya sih ga sekedar cuma tempelan aja. Kenapa Aislin mengasosiasikan entitas jahat di pulau dengan banshee yang notabene makhluk mistis Irlandia juga menurut gue cukup masuk akal.

Buku ini walau tipis, ada beberapa hal yang cukup bikin triggering seperti ada suicidal thought, deal with grief and unresolved past dll. Atmosfer horror dan rasa tidak nyamannya emang sangat kental, misteri tentang pulaunya juga bikin kita bertanya-tanya apalagi Mbak Poppy ga mendeskripsikan dimana sebenarnya pulau misterius ini berlokasi. Gue mikirnya kan awalnya di luar negeri, tapi begitu tahu nama tokoh2nya yang Indonesia banget, berarti ya di Indonesia lah ini hahaha. Buku yang cocok kalau kamu nyari horror tipis yang dibaca dibaca dalam sekali duduk 

Expand filter menu Content Warnings