Jadi mau mulai dari mana kita?

"Keajaiban Toko Kelontong Namiya" berisi lima cerita yang belakangan ternyata diketahui saling terhubung (ini bukan spoiler), yaitu: Jawaban Ada di Kotak Susu; Alunan Harmonika di Malam Hari; Semalam di Civic; Mengheningkan Cipta Bersama The Beatles; dan Doa Dari Langit.

Tidak terlalu jelas protagonis dalam novel ini siapa, karena keseluruhan kisah lebih seperti titik temu berbagai macam orang dalam kehidupan. Yang jelas, cerita dibuka dengan tiga pemuda berandalan muda yang membobol bangunan tua bekas toko kelontong, yang tak lama kemudian berdatangan berpucuk-pucuk surat konsultasi dari orang-orang asing. Surat-surat itu memuat beraneka ragam curhat dalam intensitas yang juga beraneka ragam, dan ternyata kakek mendiang pemilik toko memang menerima layanan curhat konsultasi gratis.

Secara mengejutkan, ternyata saya nggak terlalu suka novel ini. This is definitely NOT a bad book, but I just cannot adore this as much as my friends and fellow readers. Pengalaman baca saya kira-kira begini: sepanjang buku rasanya kayak duduk di hadapan guru Bimbingan Konseling di sekolah dan mendengarkan diri ini diceramahi panjang lebar. Entahlah, barangkali saya yang kelewat bandel dan nggak suka dinasihati, apalagi dalam bentuk narasi setebal 300++ halaman. Maybe this also explains why self-help books don't do anything to me.

Maybe I am more of a problem child than I thought.