Scan barcode
A review by renpuspita
Sisi Liar by Tsugaeda
adventurous
challenging
mysterious
tense
fast-paced
- Plot- or character-driven? Plot
- Strong character development? Yes
- Loveable characters? Yes
- Diverse cast of characters? Yes
- Flaws of characters a main focus? It's complicated
4.0
Tampaknya dengan Sisi Liar, Ade aka Tsugaeda udah mulai nemu gaya nulis yang nyaman. Setidaknya ini yang gue rasakan setelah baca semua buku dia. Tahun kemaren gue baca Efek Jera, yang memperkenalkan Dio Prasetyo, anak jalanan street smart & book-smart yang direkrut Sarjono atau kerap dipanggil Om Jon untuk bergabung dengan sebuah agensi yang berfokus menyelesaikan masalah - masalah yg mengancam negara dengan cara yang tidak biasa. Di Sisi Liar ini, gue ketemu lagi sama Dio dan yang menariknya, kali ini fokus cerita juga lebih banyak ke Dinta, cewek yang jadi partner Dio yang di Efek Jera porsinya ga terlalu banyak. Sisi Liar emang diceritakan dari sudut pandang pertama Dio, tapi Tsugaeda juga menuliskan bab dari sudut pandang ketiga via Dinta dan juga..Makarim. Gue mayan kaget juga Makarim ternyata dapat jatah juga di buku ini, hehe.
Ceritanya sendiri sebenarnya udah jelas di blurb dimana investigasi Dio tentang kasus pembalakan hutan berujung pada perburuan manusia setelah dia bertemu dengan si Raja Rimba. Kalau pada mikir apa yang kejadian di buku ini fiksi yang didramatisir, sayangnya perburuan manusia ini emang ada kok kasusnya dimana gue sempat inget beberapa tahun lalu sempat booming kasusnya. Ga cuma perburuan manusia, tapi kasus human trafficking karena banyaknya TKI & TKW masuk ke negara jiran dengan cara ilegal juga dibahas tuntas di buku ini, tentunya dengan beberapa insight tentang pembalakan kayu ilegal yang besar - besaran. Agak ngeri - ngeri sedap emang baca Sisi Liar. Gue paham ini fiksi dan beberapa hal bisa jadi didramatisasi sama Tsugaeda biar kisahnya seru, tapi gue juga mikir seberapa banyak yang fiksi dan berapa persen yang emang fakta? Gue rasa pembalakan hutan dan kasus human trafficking jelas masalah besar di Indo, tapi faktanya sampai sekarang juga ga ada penyelesaiannya karena ada kasus klasik yaitu dimana ada demand, disitu ada supply. Kasus yang seperti ular uroboros, ga ada ujung dan selesainya gimana.
Dio di Sisi Liar ini emang sedikit lebih dewasa dan matang di Efek Jera. Sayangnya, gue ngerasa ini jadi kelemahan juga di buku ini karena dalam beberapa hal Dio berasa kayak shonen protagonis dan selamat dari kejadian yang menimpa dia saat ketemu Raja Rimba simply karena plot armor. Kek, ya Dio itu tokoh utama gitu lho, pastinya diselametin kan hahaha. Pun beberapa bagian kayak gampang banget, terutama yang pas nyuri lukisan Raden Saleh. Bisa gitu cuma beberapa halaman terus selesai? Eniwei, terkait kasus pencurian lukisan ini, ini agak lucu karena gue jadi inget film Mencuri Raden Saleh. Baik Sisi Liar maupun Mencuri Raden Saleh sama - sama rilis tahun 2022 walau ya gue yakin Ade udah nulis Sisi Liar sebelumnya, tapi syuting Raden Saleh pun juga dari 2021. Hmm, kebetulan kah? Tambahan lagi, kalau kalian udah pernah baca Muslihat Berlian, bakal ada cameo salah satu tokohnya dan juga kalau udah baca Sudut Mati, akan ada penyebutan nama satu karakter yang bikin gue "Lah ini kan dulu karakter di Sudut Mati??". Ini kamu mau bikin Tsugaeda universe ya De? XD
Walau dengan beberapa kelemahannya yang cukup mencolok, termasuk personalitas Raja Rimba yang berasa agak2 kartunis di akhir2, gue lebih suka baca Sisi Liar ini ketimbang Efek Jera ataupun Muslihat Berlian. Beberapa bagian emang rada "telling" ketimbang "showing" tapi ga sampe yang kayak gue baca kopas mentah2 dari wiki atau artikel gitu. Gue suka sama dialognya Dio dan Dinta, gue harap mereka bakal jadi partner (in crime) di buku - buku selanjutnya. Interaksi Dio sama Om Jon atau Makarim emang ga sebanyak di Efek Jera, tapi bagi gue ga masalah juga. Kasus yang menimpa ayahnya Dio, Beno Prasetyo, juga mulai terbuka sedikit demi sedikit dan buku Sisi Liar ini juga diakhiri dengan sedikit clue yang menurut gue cukup mind blowing dan bertanya - tanya, siapa sih dalang di balik kasus yang menimpa Beno? Kalau kamu suka baca novel2 ala Dan Brown alias dibawa jalan - jalan kesana kemari, di Sisi Liar ini kita akan diajak ga cuma ke Kalimantan aja, tapi juga ke Sumatra, NTT, Timor, Singapura dan juga Malaysia. Mayan lah ya daripada baca buku settingnya di Jakarta terooos, atau Jawa terooos, ya walau Sisi Liar emang ada beberapa bagian cerita yang di Jakarta.
Gue ga akan bosan merekomendasikan buku2nya Tsugaeda kalau kamu nyari thriller yang juga mengambil issue-issue yang lagi hangat di Indo. Efek Jera udah nyindir kasus maskapai LLC, Sisi Liar mengulik tentang pembakalan hutan liar dan human trafficking. Nah, buat buku selanjutnya, kamu mau nulis apa lagi nih, Tsugaeda? :D
Ceritanya sendiri sebenarnya udah jelas di blurb dimana investigasi Dio tentang kasus pembalakan hutan berujung pada perburuan manusia setelah dia bertemu dengan si Raja Rimba. Kalau pada mikir apa yang kejadian di buku ini fiksi yang didramatisir, sayangnya perburuan manusia ini emang ada kok kasusnya dimana gue sempat inget beberapa tahun lalu sempat booming kasusnya. Ga cuma perburuan manusia, tapi kasus human trafficking karena banyaknya TKI & TKW masuk ke negara jiran dengan cara ilegal juga dibahas tuntas di buku ini, tentunya dengan beberapa insight tentang pembalakan kayu ilegal yang besar - besaran. Agak ngeri - ngeri sedap emang baca Sisi Liar. Gue paham ini fiksi dan beberapa hal bisa jadi didramatisasi sama Tsugaeda biar kisahnya seru, tapi gue juga mikir seberapa banyak yang fiksi dan berapa persen yang emang fakta? Gue rasa pembalakan hutan dan kasus human trafficking jelas masalah besar di Indo, tapi faktanya sampai sekarang juga ga ada penyelesaiannya karena ada kasus klasik yaitu dimana ada demand, disitu ada supply. Kasus yang seperti ular uroboros, ga ada ujung dan selesainya gimana.
Dio di Sisi Liar ini emang sedikit lebih dewasa dan matang di Efek Jera. Sayangnya, gue ngerasa ini jadi kelemahan juga di buku ini karena dalam beberapa hal Dio berasa kayak shonen protagonis dan selamat dari kejadian yang menimpa dia saat ketemu Raja Rimba simply karena plot armor. Kek, ya Dio itu tokoh utama gitu lho, pastinya diselametin kan hahaha. Pun beberapa bagian kayak gampang banget, terutama yang pas nyuri lukisan Raden Saleh. Bisa gitu cuma beberapa halaman terus selesai? Eniwei, terkait kasus pencurian lukisan ini, ini agak lucu karena gue jadi inget film Mencuri Raden Saleh. Baik Sisi Liar maupun Mencuri Raden Saleh sama - sama rilis tahun 2022 walau ya gue yakin Ade udah nulis Sisi Liar sebelumnya, tapi syuting Raden Saleh pun juga dari 2021. Hmm, kebetulan kah? Tambahan lagi, kalau kalian udah pernah baca Muslihat Berlian, bakal ada cameo salah satu tokohnya dan juga kalau udah baca Sudut Mati, akan ada penyebutan nama satu karakter yang bikin gue "Lah ini kan dulu karakter di Sudut Mati??". Ini kamu mau bikin Tsugaeda universe ya De? XD
Walau dengan beberapa kelemahannya yang cukup mencolok, termasuk personalitas Raja Rimba yang berasa agak2 kartunis di akhir2, gue lebih suka baca Sisi Liar ini ketimbang Efek Jera ataupun Muslihat Berlian. Beberapa bagian emang rada "telling" ketimbang "showing" tapi ga sampe yang kayak gue baca kopas mentah2 dari wiki atau artikel gitu. Gue suka sama dialognya Dio dan Dinta, gue harap mereka bakal jadi partner (in crime) di buku - buku selanjutnya. Interaksi Dio sama Om Jon atau Makarim emang ga sebanyak di Efek Jera, tapi bagi gue ga masalah juga. Kasus yang menimpa ayahnya Dio, Beno Prasetyo, juga mulai terbuka sedikit demi sedikit dan buku Sisi Liar ini juga diakhiri dengan sedikit clue yang menurut gue cukup mind blowing dan bertanya - tanya, siapa sih dalang di balik kasus yang menimpa Beno? Kalau kamu suka baca novel2 ala Dan Brown alias dibawa jalan - jalan kesana kemari, di Sisi Liar ini kita akan diajak ga cuma ke Kalimantan aja, tapi juga ke Sumatra, NTT, Timor, Singapura dan juga Malaysia. Mayan lah ya daripada baca buku settingnya di Jakarta terooos, atau Jawa terooos, ya walau Sisi Liar emang ada beberapa bagian cerita yang di Jakarta.
Gue ga akan bosan merekomendasikan buku2nya Tsugaeda kalau kamu nyari thriller yang juga mengambil issue-issue yang lagi hangat di Indo. Efek Jera udah nyindir kasus maskapai LLC, Sisi Liar mengulik tentang pembakalan hutan liar dan human trafficking. Nah, buat buku selanjutnya, kamu mau nulis apa lagi nih, Tsugaeda? :D
Graphic: Animal cruelty, Violence, Forced institutionalization, Blood, Trafficking, and Injury/Injury detail
Moderate: Kidnapping and Stalking