Scan barcode
A review by renpuspita
Ferals #2: The Swarm Descends (Serangan Kerumunan) by Jacob Grey
challenging
mysterious
tense
fast-paced
- Plot- or character-driven? Plot
- Strong character development? It's complicated
- Loveable characters? It's complicated
- Diverse cast of characters? No
- Flaws of characters a main focus? No
3.5
Mumpung buku kedua dan ketiga seri Ferals juga sudah diterjemahkan dan tersedia di Gramedia Digital, maka abis baca buku pertamanya ya gue otomatis lanjut aja dengan buku kedua. Cerita masih tetap berfokus pada Caw, seorang Feral atau pengendali binatang. Bukan sembarang binatang, karena Caw adalah Feral gagak. Jadi semua gagak di kota Blackstone ada di bawah kendali Caw. Sama kayak buku pertama, dari semua feral seakan feral gagak ini yang paling penting dan diincer sama musuh. Di buku pertama, Caw berhadapan dengan musuh bebuyutannya yang juga membunuh orang tuanya, Spinning Man. Nah, walau Spinning Man sudah berhasil dikalahkan di buku 1, ga lantas kedamaian datang. Kota Blackstone masih tetep kumuh dan kali ini Caw lagi - lagi diincar sama Feral bernama Bunda Lalat (yang mengendalikan...yak, you right, lalat) yang jauh lebih bengis ketimbang Spinning Man. Tapi bukan Caw namanya kalau harus menyerah dengan keadaan.
Di buku keduanya ini, Jacob Grey menambahkan beberapa tokoh. Salah satunya Selina, cewe yang ditemui Caw pas Caw lagi nostalgia di rumah lamanya. Lha, terus Lydia kemana? Tenang Lydia tetap ada dan tenang juga, ga ada namanya cinta segitiga soalnya fokusnya bukan di kisah romansanya Caw. Jadi mereka semua temenan. Dari para feral sendiri, mulai dikenalkan feral yang baik tapi yang jahat juga ada. Malah gue mikirnya ini agak ga seimbang ya antara kekuatan feral baik sama feral jahat. Padahal feral baik jumlahnya lebih banyak tapi feral jahatnya bisa menang di awal - awal. Mungkin authornya penganut paham jagoan menangnya di akhir :))). Selain tokoh manusia, tentunya ada tambahan gagak baru lagi di trio kawanan gagak yang setia menemani Caw. Si gagak baru bernama Shimmer, seekor gagak betina yang kayaknya sih ditaksir sama Screech. Lha terus Milky kemana? Kalau mau tahu nasib Milky ya kudu baca buku pertama hehehe. Sayangnya, bagi gue interaksi Caw sama gagak - gagaknya kurang banyak disini padahal gue kangen pengen baca Screech dan Glum saling beradu pantun (alias berantem). Untuk karakter Feral, lebih banyak karakter dewasa dimana yang masih muda cuma Caw dan juga Pip. Jadi agak ga balance juga nih benernya.
Kalau dari segi cerita, tentunya tetap seru dan alurnya cepat. Nyebelin ala anak remajanya juga ada, tapi sekali lagi masih bisa dimaklumi soalnya Caw sendiri juga selain pengalaman sama manusia kurang, dia juga masih belajar baca. Tapi Caw sendiri perkembangan karakternya lumayan dan dia ga mudah menyerah. Mungkin bagi gue yang agak bikin jijik karena deskripsi serangga di buku ini. Kalau di buku pertama ada kecoak sama lipan, di buku ini ya...lalat, wkwkw. Sama satu lagi yaitu cacing. Meski begitu gue masih tetep menikmati pas bacanya kok, mungkin berusaha biar ga terlalu dibayangkan juga. Authornya sendiri mungkin juga ingin balance interaksi Caw, jadi hampir semua dikasih panggung, walau fokusnya emang tetep di Caw dengan Selina dan Lydia. Sementara untuk orang dewasa antara Caw dengan Crumb yang jadi mentornya dan juga Velma.
Seri Ferals sendiri berakhir di buku ketiga dimana di buku kedua ini ada beberapa misteri yang cukup bikin penasaran. Kayak kenapa kesannya feral gagak sangat penting padahal banyak feral binatang lain yang mungkin lebih kuat atau cerdas. Apalagi karena di buku ini banyak rahasia yang disembunyikan sama ibunya Caw, jadi kayaknya di buku ketiga bakal banyak yang dibahas.
Series yang recommended buat yang mau nyari urban fantasy untuk middle grade atau YA dengan tone cerita yang kelam dan suram.
Di buku keduanya ini, Jacob Grey menambahkan beberapa tokoh. Salah satunya Selina, cewe yang ditemui Caw pas Caw lagi nostalgia di rumah lamanya. Lha, terus Lydia kemana? Tenang Lydia tetap ada dan tenang juga, ga ada namanya cinta segitiga soalnya fokusnya bukan di kisah romansanya Caw. Jadi mereka semua temenan. Dari para feral sendiri, mulai dikenalkan feral yang baik tapi yang jahat juga ada. Malah gue mikirnya ini agak ga seimbang ya antara kekuatan feral baik sama feral jahat. Padahal feral baik jumlahnya lebih banyak tapi feral jahatnya bisa menang di awal - awal. Mungkin authornya penganut paham jagoan menangnya di akhir :))). Selain tokoh manusia, tentunya ada tambahan gagak baru lagi di trio kawanan gagak yang setia menemani Caw. Si gagak baru bernama Shimmer, seekor gagak betina yang kayaknya sih ditaksir sama Screech. Lha terus Milky kemana? Kalau mau tahu nasib Milky ya kudu baca buku pertama hehehe. Sayangnya, bagi gue interaksi Caw sama gagak - gagaknya kurang banyak disini padahal gue kangen pengen baca Screech dan Glum saling beradu pantun (alias berantem). Untuk karakter Feral, lebih banyak karakter dewasa dimana yang masih muda cuma Caw dan juga Pip. Jadi agak ga balance juga nih benernya.
Kalau dari segi cerita, tentunya tetap seru dan alurnya cepat. Nyebelin ala anak remajanya juga ada, tapi sekali lagi masih bisa dimaklumi soalnya Caw sendiri juga selain pengalaman sama manusia kurang, dia juga masih belajar baca. Tapi Caw sendiri perkembangan karakternya lumayan dan dia ga mudah menyerah. Mungkin bagi gue yang agak bikin jijik karena deskripsi serangga di buku ini. Kalau di buku pertama ada kecoak sama lipan, di buku ini ya...lalat, wkwkw. Sama satu lagi yaitu cacing. Meski begitu gue masih tetep menikmati pas bacanya kok, mungkin berusaha biar ga terlalu dibayangkan juga. Authornya sendiri mungkin juga ingin balance interaksi Caw, jadi hampir semua dikasih panggung, walau fokusnya emang tetep di Caw dengan Selina dan Lydia. Sementara untuk orang dewasa antara Caw dengan Crumb yang jadi mentornya dan juga Velma.
Seri Ferals sendiri berakhir di buku ketiga dimana di buku kedua ini ada beberapa misteri yang cukup bikin penasaran. Kayak kenapa kesannya feral gagak sangat penting padahal banyak feral binatang lain yang mungkin lebih kuat atau cerdas. Apalagi karena di buku ini banyak rahasia yang disembunyikan sama ibunya Caw, jadi kayaknya di buku ketiga bakal banyak yang dibahas.
Series yang recommended buat yang mau nyari urban fantasy untuk middle grade atau YA dengan tone cerita yang kelam dan suram.
Graphic: Police brutality
Moderate: Animal cruelty, Death, and Abandonment
Minor: Death of parent