Scan barcode
A review by renpuspita
Snow White by LM Cendana
dark
mysterious
tense
slow-paced
- Plot- or character-driven? Plot
- Strong character development? No
- Loveable characters? No
- Diverse cast of characters? No
- Flaws of characters a main focus? It's complicated
3.0
Not that fairest of them all afterall. Less dark, less disturbing. Dibilang dark juga..nanggung ๐.
Memang jika dibandingkan dengan Little Red Riding Hood karya Ruwi Meita (dengan Pola sebagai Illustrator), Snow White ini ga bisa dibilang sesuai dengan tagline di depan bukunya "It Has Never Been This Dark." Dengan mengambil asal folklore Snow White atau Schneewitchen (astaga susah amat nulisnya, bestie) yang katanya terinspirasi dari kejadian nyata yg menimpa Margarete von Waldeck dan Maria Sophia von Erthal, Lovita Cendana tampak ingin membuat retelling Snow White versinya sendiri. Masalahnya, ceritanya terlalu mengingatkan dengan film Snow White and the Huntsman. Beberapa diantaranya yaitu adegan perang di bagian terakhir dan perasaan tak bersambut antara Schneewitchen dan Rainer, si Pemburu. Seandainya gue dulu ga nonton filmnya duluan, mungkin ga berasa. Tapi karena ini vibesnya mirip bener, jadi kayak, haduh kok beginih.
Dengan latar kerajaan di Jerman entah abad berapa (sorry, Ren lagi males ngegoogling juga), maka nama - nama tokohnya didominasi nama Jerman. Pun nama para kurcaci adalah nama warna dalam bahasa Jerman. Bahkan ada nursery rhyme versi Jerman yang mbuh apa ga diartiin juga, gue males nyarinya ya bestie ๐ฅฑ. Dari segi tulisan cukup enak dibaca walau tulisan Cendana kurang luwes seperti tulisan Ruwi Meita di Red Riding Hood. Pun penggunaan kata "ekspresi monoton" dari beberapa tokoh yang ditulis berulang-ulang, kayak gak ada pilihan kata lain aja kah ๐คทโโ๏ธ? Banyaknya tokoh di buku ini juga membuat perkembangan karakter jadi kurang signifikan atau terkesan numpang lewat yang mungkin karena keterbatasan halaman. Pun perubahan sikap Schneewitchen setelah bangun dari diracun (kagak spoiler yak, kita semua juga tahu ceritanya Snow White pigimana ๐ ) yang jadi cunning plus ambisius sampe mau2 aja nikah sama pangeran Edmund yang sayangnya sangat bland personalitinya itu cukup bikin ber-huh moment ๐คจ. Okay, si pangeran emang ada kecenderungan necrophilia, tersirat dari kalimat yang tertera di halaman belakang buku ini, tapi ya udah gitu aja. Tidak ada eksplorasi, terkesan hanya, sekali lagi, sebagai tempelan. Adegan perang cukup dipersingkat mungkin karena terlalu detail di awal - awal cerita. Padahal sebenarnya akan menarik kalau dijabarkan dengan cukup detail.
Endingnya pun, jika tahu versi asli Snow White ya tidak akan kaget, jadi shocking factor di buku ini nyaris ga ada kecuali kalau adegan memenggal kepala itu bisa dibilang shocking (did I become dull to said beheading scene as "biasa aja"?). Mungkin yang bikin buku ini menarik karena ilustrasi Diwasandhi yang bagus banget. Sama bagusnya dengan ilustrasi Pola untuk buku Little Red Riding Hood. Selebihnya, ya ceritanya mirip2 YA/NA/Adult fantasy dark dengan bumbu romansa etc yg banyak beredar jaman sekarang. Minimal buku ini bisa jadi pioneer pada jamannya, atau kalau ga ada keterbatasan halaman mungkin bisa lebih dieksplor.
Dua bintang untuk ceritanya ditambah 1 bintang untuk ilustrasinya yang kece.
Memang jika dibandingkan dengan Little Red Riding Hood karya Ruwi Meita (dengan Pola sebagai Illustrator), Snow White ini ga bisa dibilang sesuai dengan tagline di depan bukunya "It Has Never Been This Dark." Dengan mengambil asal folklore Snow White atau Schneewitchen (astaga susah amat nulisnya, bestie) yang katanya terinspirasi dari kejadian nyata yg menimpa Margarete von Waldeck dan Maria Sophia von Erthal, Lovita Cendana tampak ingin membuat retelling Snow White versinya sendiri. Masalahnya, ceritanya terlalu mengingatkan dengan film Snow White and the Huntsman. Beberapa diantaranya yaitu adegan perang di bagian terakhir dan perasaan tak bersambut antara Schneewitchen dan Rainer, si Pemburu. Seandainya gue dulu ga nonton filmnya duluan, mungkin ga berasa. Tapi karena ini vibesnya mirip bener, jadi kayak, haduh kok beginih.
Dengan latar kerajaan di Jerman entah abad berapa (sorry, Ren lagi males ngegoogling juga), maka nama - nama tokohnya didominasi nama Jerman. Pun nama para kurcaci adalah nama warna dalam bahasa Jerman. Bahkan ada nursery rhyme versi Jerman yang mbuh apa ga diartiin juga, gue males nyarinya ya bestie ๐ฅฑ. Dari segi tulisan cukup enak dibaca walau tulisan Cendana kurang luwes seperti tulisan Ruwi Meita di Red Riding Hood. Pun penggunaan kata "ekspresi monoton" dari beberapa tokoh yang ditulis berulang-ulang, kayak gak ada pilihan kata lain aja kah ๐คทโโ๏ธ? Banyaknya tokoh di buku ini juga membuat perkembangan karakter jadi kurang signifikan atau terkesan numpang lewat yang mungkin karena keterbatasan halaman. Pun perubahan sikap Schneewitchen setelah bangun dari diracun (kagak spoiler yak, kita semua juga tahu ceritanya Snow White pigimana ๐ ) yang jadi cunning plus ambisius sampe mau2 aja nikah sama pangeran Edmund yang sayangnya sangat bland personalitinya itu cukup bikin ber-huh moment ๐คจ. Okay, si pangeran emang ada kecenderungan necrophilia, tersirat dari kalimat yang tertera di halaman belakang buku ini, tapi ya udah gitu aja. Tidak ada eksplorasi, terkesan hanya, sekali lagi, sebagai tempelan. Adegan perang cukup dipersingkat mungkin karena terlalu detail di awal - awal cerita. Padahal sebenarnya akan menarik kalau dijabarkan dengan cukup detail.
Endingnya pun, jika tahu versi asli Snow White ya tidak akan kaget, jadi shocking factor di buku ini nyaris ga ada kecuali kalau adegan memenggal kepala itu bisa dibilang shocking (did I become dull to said beheading scene as "biasa aja"?). Mungkin yang bikin buku ini menarik karena ilustrasi Diwasandhi yang bagus banget. Sama bagusnya dengan ilustrasi Pola untuk buku Little Red Riding Hood. Selebihnya, ya ceritanya mirip2 YA/NA/Adult fantasy dark dengan bumbu romansa etc yg banyak beredar jaman sekarang. Minimal buku ini bisa jadi pioneer pada jamannya, atau kalau ga ada keterbatasan halaman mungkin bisa lebih dieksplor.
Dua bintang untuk ceritanya ditambah 1 bintang untuk ilustrasinya yang kece.
Graphic: Murder and War
Moderate: Blood
Minor: Sexual content and Death of parent