A review by thatdecembergirl
Angsa dan Kelelawar by Keigo Higashino

3.0

Broooooooooooo where to start??
Okay, since I read this tome in Indonesian, let's write the review in one.


Jadi, begini. "Angsa dan Kelelawar" adalah salah satu karya Higashino Keigo tertebal yang pernah dia tulis (nggak tahu ya kalau nanti dia bakal bikin beginian lagi), dan konon digadang-gadang sebagai versi Jepangnya novel Dostoyevsky yang legendaris, "[b:Crime and Punishment|7144|Crime and Punishment|Fyodor Dostoevsky|https://i.gr-assets.com/images/S/compressed.photo.goodreads.com/books/1382846449l/7144._SY75_.jpg|3393917]". Kenapa? Sebab novel ini memang... uh, lumayan filosofis. Premisnya kurang lebih adalah: gimana ketika anggota keluarga (alias anak perempuan) dari korban pembunuhan bekerja sama dengan anggota keluarga (alias anak laki-laki) dari pelaku pembunuhan untuk menguak kebenaran kasus, karena mereka tidak yakin dengan apa yang kasat mata?

Sepintas, ini premis yang sangat menarik.
On paper, that sounds brilliant.

CUMA SAYANGNYA EKSEKUSINYA PROSEDURAL AMPUN-AMPUNAN.
AMPUN, DAH.

The details are MASSIVE. Deskriptif banget, bahkan malah terlalu deskriptif. (Agak sedikit terlalu) Banyak adegan-adegan minor yang mungkin bisa dibuang, atau digantikan adegan lain yang lebih kontributif terhadap plot. But here we are. Membaca "Angsa dan Kelelawar" terasa seperti menyimak imajinasi Higashino Keigo mengharapkan bagaimana jika kelak adaptasi film atau serial drama dari buku ini dibuat. Semuaaaaaaaanya diceritain.

Ya gapapa sih kalau satsetsatset.
Masalahnya, nggak gitu juga.

Ceritanya kompleks dan punya banyak lapisan (I hate the phrase 'plot twist' you'd never see me use it), namun sayangnya pemaparan cerita terlalu berlama-lama dan terlalu banyak menimbun informasi atau petunjuk palsu di dua pertiga awal buku. JADI PAS SAMPAI BAGIAN PENTING TUH SEMUANYA UDAH CAPEK. Capek aku, Om, capekkkkk! Pembaca capek, Higashino Keigo selaku penulis juga terkesan capek, seperti udah ingin cepet-cepet buka kebenaran demi kebenaran yang tadi dikubur kejauhan. Seolah Higashino-sensei diteriakin editor karena jatah halaman udah tinggal dikit.

But the translation is nice and smooth. Narasinya cenderung ringan dan mudah diikuti. Jadi bukannya 'bikin pembaca pusing' karena nggak bisa ngerti ceritanya ke arah mana, tapi sebatas 'bikin pembaca geram' karena udah jauh pun berasa nggak maju-maju.

3.5 stars rounded down to 3.
Because I can.