A review by heavenlyrealms
Asmara Dara by Gideon Budiyanto

2.0

Menurutku novel ini memiliki alur yang begitu cepat dengan halaman setiap babnya yang tidak banyak membuatnya tidak terlalu detail. Penggambaran tokohnya pun terkesan masih mengambang—hanya Putri yang setidaknya cukup lebih dalam dibandingkan yang lainnya. Premis ceritanya menarik tetapi menurutku eksekusi ceritanya masih kurang “greget”. Pembunuhnya berhasil ku tebak dari awal meskipun ada latar belakang tokoh yang membuatku mengetahui alasan dari tindakannya.

Peran guru disini terkesan lemah, mudah sekali mendengar dan percaya dari murid-murid tanpa adanya crosscheck lebih lanjut. Agak menyebalkan rasanya. Seperti terlalu kekanak-kanakan. Untungnya tokoh Putri tidak jadi menaksir Bimo karena disini Putri masih SMA (minor) dan Bimo sudah 25 tahun (legal). Akan buruk ketika minor menyukai seseorang yang lebih tua.


Lalu di bab terakhir kenapa masih ada pembunuhan lebih lanjut? Bukannya Asmara sudah masuk ke rumah sakit jiwa?


Mungkin satu hal yang bisa diambil dari novel ini, tulisan… atau isi cerita itu dapat mempengaruhi seseorang. Bisa menjadi sebuah “trigger” seperti yang Asmara lakukan. Jadi, be responsible atas hal yang kalian baca dan kalian tulis bagi seluruh pembaca dan penulisnya.