A review by renpuspita
Solo Leveling 1 by Chugong

adventurous dark mysterious tense fast-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.0

 Agak nyesel juga baru baca sekarang hehehe karena bukunya udah gue beli dari tahun 2022 dan bahkan koleksi sampai vol 5 meski yang vol 6 belum beli karena nunggu diskonan :P. Gue belum pernah baca versi webtoonnya maupun nonton animenya, jadi pengalaman gue untuk Solo Leveling ini memang mulai dari versi novelnya dulu. Solo Leveling sendiri awalnya adalah webnovel, novel yang biasa diposting di web dulu baru kemudian dibukukan. Premisnya emang seperti game, buat gue mikir apakah ini sama dengan light novel isekai di Jepang yang tokohnya pada OP (overpowered) dengan cheat skill ala game. Tapi ternyata Solo Leveling ini cukup unik dan berbeda.

Bukan isekai/transmigrasion, bukan juga reinkarnasi, tapi bisa dikategorikan portal fantasy karena kemunculan gate dungeon di dunia tempat tokoh utama Solo Leveling, Seong Jin-woo, tinggal. Tidak ada penjelasan kenapa gate dungeon ini muncul. Chugong langsung membawa pembacanya tanpa berusaha info dumping di awal (meski ya akhirnya tetep juga ada info dumping) kepada dunia paralel dimana orang - orang yang punya kemampuan spesial yaitu "hunter" membasmi monster di dalam dungeon dengan cara "raid". Jin-woo sendiri terkenal sebagai hunter paling lemah di Korsel, ranknya cuma E. Tapi kejadian luar biasa di dungeon ganda yang dia alami dimana semua anggota raidnya nyaris tewas dan Jin-woo akhirnya meregang nyawa malah membuat Jin-woo dianugerahi semacam "cheat skill", dimana dia bisa mengakses box message seperti di game. Apakah Jin-woo lantas langsung jadi OP dan levelnya dari E naik jadi SSS misalnya? 

Tentu saja tidak semudah itu ferguso, karena kalau kayak gitu ceritanya habis dalam 100 halaman aja dan langsung "THE END" bukannya malah berkembang jadi 8 volume. Level Jin-woo memang tetap E, tapi dengan quest-quest yang dia terima dari box message ala game yang hanya dia saja yang bisa akses, perlahan tapi pasti Jin-woo mulai meningkatkan kekuatannya. Glow upnya Jin-woo pun luar biasa meski ini baru kelihatan kalau kamu baca versi manhwanya juga. Dari yang awalnya cupu banget, Jin-woo pasca melakukan latihan ala Saitama di One Punch Man (ga bercanda, latihannya beneran sama) dan meningkatkan level via dungeon rahasia, levelnya Jin-woo meningkat pesat. Tapi, tentunya ada harga yang harus dibayar untuk kekuatan baru yang Jin-woo dapat. Karena kalau dia ketahuan naik level, sementara seperti ada aturan tak tertulis dimana kemampuan hunter itu ya ga akan berkembang setelah dia mendapatkan kekuatan (misal kamu dapat rank B, ya selamanya bakal B terus), maka Jin-woo bakal kena masalah.

Rating Solo Leveling versi terjemahan Indo itu 15+, tapi gue merasa mustinya ratingnya dinaikin jadi 17+. Bukan masalah nudity atau apa karena buku ini mana ada romansanya, tapi kekerasannya luar biasa dan juga sadis. Tema yang diangkat pun lama - lama jadi masuk ke grey area dan Jin-Woo sendiri juga perlahan jadi tokoh yang morally grey. Awalnya gue merasa perubahan Jin-woo secara kepribadian (ga cuma fisik) itu agak drastis. Tapi gue pun teringat, Jin-woo di awal cerita itu miris banget nasibnya. Dianggap terlemah terus dibuang begitu aja sama teman raidnya padahal Jin-woo sudah usaha buat menyelamatkan hunter lainnya, siapa yang bisa nyalahin ketika Jin-woo dikasih kesempatan kedua untuk mengupgrade dirinya, sifatnya pun jadi sinis dan apatis? Sederhananya, Jin-woo ga mau jatuh di lubang yang sama aja karena orang memanfaatkan kebaikan dirinya. Jadi menurut gue, perubahan sifatnya pun cukup manusiawi. Toh ini juga baru buku pertama dan gue penasaran apakah Jin-woo lama - lama akan kehilangan sifat manusianya atau dia tetap bisa mempertahankan prinsip.

Walau ceritanya sendiri seru dan mengasyikkan serta bisa banget dibaca dalam satu kali duduk, menurut gue penulisannya justru terlalu simpel. Cenderung ke "tell" ketimbang "show". Bukunya memang tebal sampai 500 halaman lebih, tapi penulisannya sendiri harusnya bisa lebih dipoles. Alih - alih tiap paragraf hanya 1 kalimat, bisa lah digabung - gabung. Bisa jadi malah nanti ga sampe 500 halaman, hehehe. Meski gue menyadari ya mungkin dalam bahasa Korea pun penulisannya seperti itu. Lucunya juga, efek suara pun ditulis wkwkw. Jadi agak aneh bacanya. Tiap Jin-woo naik level juga statsnya dijelaskan. Yang mana gue merasa gemes Jin-woo ga mau nambah stats "Kecerdasan" dan lebih fokus sama "kekuatan" dan "kecepatan". Ya, lagi - lagi gue juga paham kenapa Jin-woo pengen jadi kuat karena masa lalunya yang dia dianggap terlemah. Terjemahannya oke dan ga terlalu kaku tapi typonya astagaaa. Mayan banyak! Pun, mungkin selingkung penerbitnya, tapi istilah gender dalam bahasa Korea seperti misalnya oppa, hyung, atau yang lainnya diterjemahkan dalam bahasa Indo. Padahal kalau misalnya dipertahankan dalam bahasa aslinya juga gapapa, karena lucunya istilah bahasa Inggrisnya kayak "give and take" malah ada. Buku ini juga ga ada glossarynya jadi asumsinya pembaca yang baca itu paham sama istilah game. Ya, Solo Leveling memang mengingatkan gue sama game - game jadul yang dulu gue mainkan apalagi dengan sistem grinding dan statsnya. Tapi kalau pembaca yang awam sama istilah game, bisa jadi agak kesulitan awalnya memahami istilah yang ada di buku ini.

Meski dengan beberapa kekurangan, gue akuin Solo Leveling emang seru dan cocok buat pembaca muda. Cocok juga kalau mau fantasy ala game tapi bukan yang model isekai atau reinkarnasi. Asal mula kenapa banyak gate dungeon terbuka di bumi emang belum jelas dan kemungkinan akan dibahas di buku selanjutnya. Ceritanya sendiri juga berhenti di bagian Jin-woo dan rekannya, Jin-hoo lagi raid untuk meningkatkan kemampuan Jin-woo, dan berlanjut ke volume 2. Karena versi manhwa/webtoonnya sendiri juga sudah selesai, gue rekomendasi banget abis baca buku ini, langsung baca manhwanya aja. Untuk manhwanya sendiri, buku 1 ini sampai chapter 35-36. Cerita antara manhwa dan novel mirip sekitar 95% dengan beberapa penyesuaian. Menurut gue malah manhwanya jauh lebih jelas dalam menjelaskan beberapa hal ga kayak di buku, jadi gue rasa dua versi ini melengkapi. Apalagi di manhwanya bisa lihat betapa hebatnya glow up Jin-woo. Yang awalnya cupu banget (padahal udah 23 tahun!) akhirnya malah jadi cowo ganteng super hot dengan perut berotot bak papan penggilasan yang kalau latihan ala Saitamanya itu konsisten bakal jadi kayak gapura kabupaten dah itu badannya XD. 

Expand filter menu Content Warnings