Scan barcode
A review by renpuspita
Lemonade Granny by Hyun Irang
dark
mysterious
tense
medium-paced
- Plot- or character-driven? Plot
- Strong character development? It's complicated
- Loveable characters? No
- Diverse cast of characters? Yes
- Flaws of characters a main focus? No
2.5
Covernya ternyata cukup menipu karena ceritanya memang ga seunyu covernya XD
Oke, sebenarnya dari blurb bukunya pun ada tanda-tanda kalau ceritanya nantinya cukup serius. Karena tidak hanya memecahkan misteri siapa yang membuang bayi yang sudah meninggal di dalam tong sampah, salah satu tokohnya yaitu Nenek yang hanya dikenal dengan nama Nenek Limun dibantu dengan asisten Bocah umur 6 tahun, dalam penyelidikannya malah membuka bobrok Desa Doran. Gue bisa melihat buku ini sebenarnya cocok buat dibikin film, karena walau pembukanya agak lambat, tapi mendekati endingnya pace cukup cepat walau sayangnya ada bbrp bagian yang kurang jelas. Lemonade Granny juga bukan mystery biasa, not even cozy if we judge from its cover.
Pada dasarnya buku ini juga sebagai kritik sosial kepada masyarakat, utamanya terhadap perlakuan kepada lansia pada umumnya dan penderita demensia. Walau tipis, tapi banyak juga hal yg dibahas selain kritik pada lansia dan ini sangat triggering. Ada kekerasan dalam rumah tangga dan bahkan kekerasan pada anak kecil. Ada kesenjangan sosial antara mereka yang kaya dan yang hidupnya pas - pasan seperti yang dijabarkan pengarang pada kos2an sederhana dan juga culture dimana ga boleh mandi tengah malam karena suaranya yg berisik bisa bikin tetangga protes (ini gue pernah baca di Twitter). Ada penggunaan obat terlarang dan aborsi, yang semuanya dibahas cukup blak - blakan tanpa tedeng aling - aling.
Sayangnya, meskipun premisnya menarik dan sebenarnya kritik sosialnya juga cukup bikin mikir, eksekusinya kurang oke. Buku ini awalnya dimulai dengan penceritaan serba tahu dari seorang narrator tak bernama, lalu pada bab selanjutnya semuanya diceritakan dari sudut pandang pertama. Masalahnya, tiap bab ganti orang dan kalau ga konsen, pembaca ga tahu ini sudut pandang siapa. Mungkin penulisnya bikin seperti ini dengan membayangkan ini jadi sebuah film, cuma kan buku dan film adalah media yang berbeda. Endingnya juga walau yang jahat-jahat kena batunya, tapi gue wondering darimana Nenek tahu siapa yang membuang bayi di tempat sampah?
Buku ini oke kalau kamu nyari misteri dengan setting tidak biasa. Tapi buku ini juga banyak banget trigger warningnya, jadi proceed with cause ya
Oke, sebenarnya dari blurb bukunya pun ada tanda-tanda kalau ceritanya nantinya cukup serius. Karena tidak hanya memecahkan misteri siapa yang membuang bayi yang sudah meninggal di dalam tong sampah, salah satu tokohnya yaitu Nenek yang hanya dikenal dengan nama Nenek Limun dibantu dengan asisten Bocah umur 6 tahun, dalam penyelidikannya malah membuka bobrok Desa Doran. Gue bisa melihat buku ini sebenarnya cocok buat dibikin film, karena walau pembukanya agak lambat, tapi mendekati endingnya pace cukup cepat walau sayangnya ada bbrp bagian yang kurang jelas. Lemonade Granny juga bukan mystery biasa, not even cozy if we judge from its cover.
Pada dasarnya buku ini juga sebagai kritik sosial kepada masyarakat, utamanya terhadap perlakuan kepada lansia pada umumnya dan penderita demensia. Walau tipis, tapi banyak juga hal yg dibahas selain kritik pada lansia dan ini sangat triggering. Ada kekerasan dalam rumah tangga dan bahkan kekerasan pada anak kecil. Ada kesenjangan sosial antara mereka yang kaya dan yang hidupnya pas - pasan seperti yang dijabarkan pengarang pada kos2an sederhana dan juga culture dimana ga boleh mandi tengah malam karena suaranya yg berisik bisa bikin tetangga protes (ini gue pernah baca di Twitter). Ada penggunaan obat terlarang dan aborsi, yang semuanya dibahas cukup blak - blakan tanpa tedeng aling - aling.
Sayangnya, meskipun premisnya menarik dan sebenarnya kritik sosialnya juga cukup bikin mikir, eksekusinya kurang oke. Buku ini awalnya dimulai dengan penceritaan serba tahu dari seorang narrator tak bernama, lalu pada bab selanjutnya semuanya diceritakan dari sudut pandang pertama. Masalahnya, tiap bab ganti orang dan kalau ga konsen, pembaca ga tahu ini sudut pandang siapa. Mungkin penulisnya bikin seperti ini dengan membayangkan ini jadi sebuah film, cuma kan buku dan film adalah media yang berbeda. Endingnya juga walau yang jahat-jahat kena batunya, tapi gue wondering darimana Nenek tahu siapa yang membuang bayi di tempat sampah?
Buku ini oke kalau kamu nyari misteri dengan setting tidak biasa. Tapi buku ini juga banyak banget trigger warningnya, jadi proceed with cause ya
Graphic: Drug use, Emotional abuse, Physical abuse, and Abandonment
Moderate: Child abuse, Child death, Domestic abuse, Toxic relationship, Medical content, Dementia, Abortion, and Pregnancy
Minor: Sexual content