Buku ini berisi dengan tiga kisah.
Kehilangan orang-orang yang sangat kita cintai sangatlah berat untuk menerimanya begitu saja. konflik rasa lebih menerima menjadi tema utama tiga kisah yang disampaikan oleh Yann Martel.

Dimulai ‘Tanpa Rumah’ dengan Tomàs yang kehilangan pasangan, anak dan ayahnya dalam waktu sepekan. Dan memulai ide dengan berjalan mundur memunggungi dunia, memunggungi Tuhan bukan cara Tomàs mengungkapkan duka. “Ini adalah caranya mengajukan keberatan. Karena jika semua yang kau cintai dalam kehidupanmu telah diambil, apakah yang bisa kau perbuat selain mengajukan keberatan?”-Hal. 21

Dilanjut ‘Menuju Rumah’ seorang dokter spesialis patologi Eusebio dan istri Maria. Si dokter kedatangan seorang wanita yang meminta si dokter untuk melakukan autopsi terhadap jasad suaminya yang dia bawa dari Pegunungan Tinggi Portugal. Dimana si dokter menemukan benda” yang tidak pernah sebelumnya ditemukan di jasad” sebelumnya.

Peter Tovy seorang senator ‘Kisah ketiga -Rumah-‘ membeli seekor sinpanse dan diberi nama Odo. Dia meninggalkan jabatan dan kehidupannya di Kanada dan memilih pindah ke tanah leluhurnya bersama Odo di pegunungan tinggi Portugal. Sepanjang perjalanan dia mengamati Odo sembari merenungi kehidupan dan keluarganya.