You need to sign in or sign up before continuing.
Take a photo of a barcode or cover
This earth of mankind is the first novel in the Buru Quartet. Ed learned about the author while in Indonesia and I loved reading this book. The author dictated the story to prison mates while a political prisoner in Indonesia and it was later published. The story and characters are wonderful but the rich background surrounding the author and the political repression and upheaval of the time makes the book that much more engaging.
emotional
informative
inspiring
medium-paced
Plot or Character Driven:
Character
Strong character development:
Yes
Loveable characters:
Yes
Flaws of characters a main focus:
Yes
reflective
medium-paced
Plot or Character Driven:
A mix
Strong character development:
Yes
Loveable characters:
Yes
Diverse cast of characters:
Yes
Flaws of characters a main focus:
Complicated
challenging
emotional
tense
slow-paced
Was pissed at my B. Indo teacher for forcing us to read it but it turned out to be a masterpiece. Takut bgt baca ini awalnya, intimidated soalnya bahasanya rada susah, tp ternyata sangat worth it dan endingnya bikin nyesek. Ga sabar bgt baca buku selanjutnya di tetralogi buru!!
Zoveel boeken gelezen op de middelbare school over Indonesië en pas nu voor het eerst een Indonesische auteur, gênant. Terwijl dit perspectief verplichte kost moest zijn, geeft een pijnlijk inzicht in de Nederlandse koloniale heerschappij en de hypocrisie van ‘westerse waarden’ onderwijzen in een systeem gebouwd op ongelijkheid. Vond de romantische aspecten wat moeilijker te volgen (soms heel erg geëmancipeerd over vrouwen, maar de love interest als beeldschoon en totaal aanhankelijk en niets zeggend meisje, waarom...) erg benieuwd naar de volgende drie delen.
challenging
tense
challenging
reflective
medium-paced
Plot or Character Driven:
A mix
Strong character development:
Yes
Loveable characters:
Yes
Diverse cast of characters:
Yes
Flaws of characters a main focus:
No
Minke. Minke. Minke.
Even it's translated, bahasa yang digunakan nggak terlalu sulit dipahami. Jadi tahu perjalanan Minke menghadapi kekejaman on that century. Anneliese betulan digambarkan sebagai perempuan yang memang nyaris nggak keluar rumah, ditambah Minke yang memang bak berikan seluruh dunia buat Anneliese.
I can see the differences treatment yang fiberikan terhadap orang pribumi dan bangsa eropa pada jamannya memang sangat signifikan hitam putihnya. Juga memperlihatkan kalau meskipun sudah berderajat, orang pribumi tetaplah yang paling diinjak-injak pada masanya.
Pak Pram bawa kita kayak naik roller-coaster, nanti sedih nanti senang nanti sedih lagi. Kerennya bisa dibungkus halus meskipun kebanyakannya mau nangis juga pusing.
Buku pertama Pak Pram yang dibaca, looking for another to read by me again. <3
Even it's translated, bahasa yang digunakan nggak terlalu sulit dipahami. Jadi tahu perjalanan Minke menghadapi kekejaman on that century. Anneliese betulan digambarkan sebagai perempuan yang memang nyaris nggak keluar rumah, ditambah Minke yang memang bak berikan seluruh dunia buat Anneliese.
I can see the differences treatment yang fiberikan terhadap orang pribumi dan bangsa eropa pada jamannya memang sangat signifikan hitam putihnya. Juga memperlihatkan kalau meskipun sudah berderajat, orang pribumi tetaplah yang paling diinjak-injak pada masanya.
Pak Pram bawa kita kayak naik roller-coaster, nanti sedih nanti senang nanti sedih lagi. Kerennya bisa dibungkus halus meskipun kebanyakannya mau nangis juga pusing.
Buku pertama Pak Pram yang dibaca, looking for another to read by me again. <3